Chapter 1

151 13 4
                                    


Tiga minggu sebelumnya...


"Apa kau yakin?"

Pertanyaan itu terdengar samar diantara ratusan suara-suara lain yang ada disana. Ratusan pasang mata terlihat sibuk mengamati sekeliling. Tapi kebanyakan lebih banyak menatap ke depan, ke panggung tempat dilangsungkannya wisuda.

Pemilik suara tadi mencengkram bahu sahabatnya, mengguncangnya sedikit, lalu mengulangi pertanyaannya. "Halina, apa kau yakin?""

"Aku kan belum pernah jatuh cinta sebelum ini. Jadi aku tidak bisa mengatakan secara pasti," ujarnya seraya melemparkan pandangan ke depan. Tepatnya, ke deretan bangku baris kedua di depan. "Tapi aku sering berdebar setiap dia di dekatku," lanjutnya.

Natasha tertegun. Ditatapnya wajah sahabatnya itu lagi. Halina cantik. Yah pastinya setiap manusia yang tidak buta atau punya masalah penglihatan akan menyadari kecantikan alami yang dimiliki Halina. Selain itu, Halina memiliki tubuh tinggi semampai yang indah. Jenis tubuh yang pantas melenggang di fashion show Victoria Secret. Lahir di keluarga Dixon yang sangat terpandang dan dihormati membuat Halina menjadi salah satu calon istri idaman yang potensial. Mereka kaya, meski tidak berada dalam 50 daftar orang terkaya di dunia, tapi darah biru leluhur Dixon yang masih berkerabat dengan keluarga kerajaan Skotlandia cukup menjamin bahwa keturunannya akan mendapatkan tempat khusus dalam kasta sosial. lagi pula, meski tidak berada dalam urutan 50 pertama, keluarga Dixon bisa dibilang kaya raya dengan jaringan pusat perbelanjaannya yang tersebar di banyak negara. Sayangnya, Halina bukan tipe yang berhati-hati. Gadis itu selalu berprasangka baik pada setiap orang. Mereka sudah bersahabat sejak-tunggu dulu, ah iya, sejak mereka bayi- Natasha belum pernah melihatnya bersikap buruk pada orang lain. Kebaikan hatinya bisa menjadi masalah besar untuknya suatu hari nanti. Salah satu tanda-tandanya mungkin seperti sekarang.

Baru saja Halina mengatakan bahwa dia jatuh cinta!

Oh Ya Tuhan. Sahabatnya itu jatuh cinta pada Darren Sullivan. Darren, si playboy yang bahkan lebih sering terlihat berduaan dengan kakak kandung Halina sendiri. Dan Halina baru saja bilang bahwa dia jatuh cinta pada pria itu. Yang benar saja!

"Mungkin kau salah mengartikan rasa tertarikmu, Halina. Mungkin itu hanya kekaguman berlebih."

Halina meanatapnya. "Memangnya kenapa, Nat? kau tidak percaya padaku?"

"Yang aku percayai hampir adalah, gadis sepertimu akan jatuh cinta dan dicintai oleh lelaki yang baik. Bukan lelaki seperti Darren!"

Halina mengernyit bingung. "Tapi Darren baik."

"Setiap orang bisa saja berbuat baik karena menginginkan sesuatu." Natasha tak percaya Halina bisa senaif itu. Rasanya Natasha ingin berteriak kencang supaya kepala cantik Halina bisa mengerti maksudnya.

Tiba-tiba Halina memekik girang. "Natasha! Darren sedang berajalan kemari. Apa aku terlihat cantik? Oh kuharap aku tidak kelihatan gugup."

Oh God. Natasha memutar matanya. "Halina, kau selalu cantik. Siapapun pria itu, dia akan sangat beruntung mendapatkan perhatianmu," ucap Natasha lembut.

"Wah. Ternyata kalian datang juga. Kupikir hanya orangtua Adelia yang datang," kata Darren setelah jarak mereka dekat.

Natasha tersenyum sopan, sedangkan Halina tersenyum manis. "Selamat atas kelulusanmu," ujar Halina tulus.

Adelia mencibir menatap adiknya. "Kita pulang sebentar lagi. Pergilah ke mobil duluan. Papa dan mama akan segera menyusul," kata Adelia dingin.

Halina yang sudah biasa mendapat sikap dingin kakaknya hanya mengangguk patuh.

Me, Without LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang