Halina masih menatap tangannya yang kini ada di genggaman Rick. Tangannya terasa hangat. Sikap Rick membuatnya merasa... terlindungi. Rick menggeser tubuh tingginya kedepan Halina, melingkupinya hingga wajah Anthonio dan Adelia tidak bisa dia lihat. Tanpa mengatakan apapun, Rick lalu membawanya menyingkir dari lobby begitu saja. Menyelamatkan Halina dari dirinya sendiri yang lemah begitu bertemu lagi dengan Anthonio.
"Apa dia Adelia Dixon?"
Suara Rick menyadarkan Halina bahwa kini mereka sudah berhenti berjalan dan sedang berada di sudut lobby belakang dekat taman. Halina mengangkat wajahnya lalu mengangguk.
"Jadi benar kakakmu akan menikah dengan Smith?"
Lagi, Halina mengangguk.
"Kenapa?"
Apa dia tidak salah dengar? Apa Rick baru saja mempertanyakan alasan kakaknya menikah dengan Anthonio?
"Kenapa kau terlihat ingin kabur tadi?"
Oh.
"Aku... tadi aku..." Halina bingung menjawabnya. Selain karena tidak mampu mengarang alasan yang masuk akal, kehangatan genggaman tangan mereka membuat Halina merasa nyaman hingga dia terlena sesaat.
"Malu?"
Hah? Marah, bingung dan ingin membunuh seseorang adalah sedikit dari apa yang Halina rasakan saat melihat Anthonio lagi. Bukan malu.
"Aku tidak tahu dan tidak mau tahu tentang ayah bayimu. Aku juga tidak akan bertanya kenapa kau sampai setuju menikah. Tapi kau memutuskan untuk melahirkannya. Kau setuju menikah meski hanya demi status," kata Rick sebelum Halina sempat menjawab apapun. "Kalau benar begitu, kau tidak perlu malu. Kau seorang wanita yang sedang berjuang demi bayimu, jadi harusnya kau angkat kepalamu dan memandang mereka dengan berani."
Rick menoleh dan tatapan mereka bertaut. Beberapa menit. Beberapa menit yang hampir terasa selamanya bagi Halina.
Kini Halina merasakan tidak hanya tangannya yang terasa hangat, tapi juga hatinya. Tatapan Rick bukan jenis tatapan yang menghakimi. Bukan juga tatapan yang biasa ditampilkan saat harus berpura-pura ketika berhadapan dengan banyak orang di suatu acara. Bukan juga tatapan menilai seorang pria yang tertarik pada buruannya seperti saat mereka bertemu di acara makan malam setelah pernikahan. Tatapan Rick tampak... Peduli? Manusiawi? Halina bahkan bingung mengartikan debaran jantungnya karena ditatap seperti itu.
Saat itu, untuk pertama kalinya Halina memandang Rick sebagai pria biasa, bukan pria asing yang menjadi partner pernikahan bisnisnya.
***
Halina menatap ruangan Rick sekilas. Mereka tadi sempat bertatapan sesaat sebelum Jonan menutup pintu.
"Kau ingin minum sesuatu, Mrs. Keith?"
"Kau... tahu aku, Miss..."
"Mrs. Randall, actually. Tapi panggil saja aku Maria. Dan ya, aku tahu tentangmu. Mary memastikan aku tahu semua hal sebelum meninggalkan Keith Holdings."
"Ah... Mary sekretaris yang hebat."
"Selain bekerja sebagai sekretaris, Mary disini untuk mengawasi Richard."
Sepasang alis Halina terangkat karena penasaran. "Mary adalah sahabat dekat mendiang Brandon Keith, kakak Richard."
Oh. Halina baru tahu. Tapi bukankah dia memang tidak tahu apapun tentang Rick?
"Kata Mary, Richard sangat dekat dengan kakaknya. Bahkan semua peralatan di ruangan itu dulunya adalah milik Brandon Keith. Richard sengaja tidak menggantinya," kata Maria sambil menatap ruangan Rick. "Terutama kursinya. Mary bilang aku harus hati-hati dengan kursi kerjanya. Itu favorit Brandon."
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, Without Love
RomanceMature Content Read at your own risk Sepuluh tahun lalu, Halina Dixon, gadis cantik penurut pujaan banyak pria, dipaksa menghadapi mimpi terburuk bagi kaum wanita. Dia dilecehkan dan diperkosa oleh pria yang dalam tiga bulan akan menjadi kakak iparn...