Chapter 26

23 12 2
                                    


"Untuk apa dia ada disini?"

Halina sengaja tidak membalas cemohan wanita pirang di depannya. Halina bahkan langsung membuang pandangannya begitu melihat wanita itu.

"Halina akan tinggal disini," jawab Rick.

"Kenapa?" tanya Miranda sinis.

"Dia akan berada di Sydney untuk beberapa waktu kedepan."

"Itu dia yang kumaksud. Ada banyak tempat yang bisa dia tinggali di Sydney. Kenapa dia harus tinggal disini?"

"Karena aku bilang dia boleh tinggal disini."

"Aku tidak suka dia tinggal apartemenmu, Rick!"

"Aku bisa kembali tinggal di apartemen Felly," ucap Halina.

"Great! Jadi kapan kau akan pergi? Bagaimana kalau saat ini juga?" kata Miranda ceria.

"Kau tidak akan kembali kesana, Halina. Apartemen Felly tidak lagi aman untukmu," sanggah Rick.

"Aku tidak ingin mengganggumu," kata Halina.

Rick menggeleng. "Kau akan tinggal disini. Lagipula Gedung apartemen Felly cukup sepi. Bagaimana jika kau membutuhkan bantuan dan tidak ada seorangpun disana?"

"Aku bisa menelepon Felly atau-"

"Jonan?" potong Rick. Halina mengangguk. "Well, Apartemen Jonan berada dua lantai tepat dibawah apartemen ini. Dan tentu kau sudah tahu bahwa Felly tinggal bersamanya."

Halina termangu sesaat, terkejut dengan informasi yang baru di dengarnya.

"Dia tidak ingin mengganggu kita, Rick. Dia cukup tahu diri. Jadi biarkan saja kalau dia tidak mau tinggal disini," suara nyaring Miranda kembali menyela.

"Setidaknya kau bisa tinggal disini sampai kau melahirkan. Jika mendadak kau mengalami kontraksi dan aku tidak ada disini, kau bisa menghubungi Security di lobby. Mereka menyediakan akses 24 jam."

Yah, dengan perut membesar seperti sekarang, Halina akan sulit bergerak. Tinggal dekat dengan Felly, Jonan dan Rick tentu lebih baik.

Sampai kau melahirkan.

Halina meyakinkan diri sambal mengulang-ulang ucapan Rick barusan, lalu mengangguk.

"Kau bisa menggunakan kamar kosong di ujung sana," kata Rick sambal menunjuk sebuah pintu berwarna beige di ujung lorong. "Pintu berwarna hitam disana itu kamarku."

Halina menatap pintu kamar Rick yang berada tepat sebelum kamar kosong yang akan jadi tempat tinggalnya.

"Aku akan menghubungi Emily untuk membersihkan kamar itu. Tunggulah sebentar."

"Ah. Kurasa akan membersihkannya sendiri. Lagipula aku harus banyak menggerakkan tubuhku untuk persiapan melahirkan," kata Halina.

"Kau yakin?" Suara Rick tampak khawatir dan Halina mengangguk.

"Kalau begitu cepat lakukan," kata Miranda dingin. Halina hanya melirik wanita itu sekilas lalu berjalan menuju kamarnya. Tepat saat pintu itu dia buka, suara Rick menghentikannya.

"Halina?"

Halina menoleh menanggapi suara Rick. "Kau... bisa mencariku jika kau butuh sesuatu?" kata Rick ragu-ragu. Halina tersenyum, mengangguk lalu menghilang dibalik pintu berwarna beige.

***

Seorang pria paruh baya berjalan terburu-buru menyusuri lorong rumah sakit di tengah malam. Tak jauh dibelakangnya, seorang wanita cantik dengan dress selutut berwarna biru muda nampak berusaha menyusulnya dengan langkah cepat. Beberapa pria muda mengenakan setelan jas hitam terlihat siaga mengawasi mereka.

Me, Without LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang