Halina duduk di tepi tempat tidurnya yang nyaman. Tangannya memegang secarik kertas berisi catatan. Pikirannya berkelana, bingung memutuskan apakah sebaiknya dia menghubungi nomor yang ada disana atau tidak. Tentu saja Halina maish membutuhkan penjelasan Adelia tentang masalah keluarga mereka, tentang bagaimana Adelia dan Mommy tidak pernah mengatakan apapun mengenai sikap buruk Daddy.
Apa selama ini Sofia tahu? Bagaimana dengan Nat?
Mengingat Nat membuat hatinya sedih lagi. Disaat-saat seperti inilah dia merasa paling membutuhkan kehadiran Natasha.
Gerakan dari dalam perutnya membuat Halina tersentak.
Inilah kesempatan kita.
Kata-kata Adelia kembali terngiang. Jika apa yang dia ucapkan benar, maka bisa jadi ini adalah satu-satunya kesempatan yang dia miliki. Dan lebih baik lagi, karena Halina tidak akan sendiri. Mommy akan bersamanya, juga Adelia. Meskipun Halina masih membenci sikap Adelia sebelumnya, tapi bukankah lebih baik daripada dia harus bertahan hidup hanya dengan bayinya saja? Lagipula Halina memang membutuhkan tempat tinggal baru. Rick jelas-jelas mengatakan bahwa dia boleh tinggal sampai saatnya ketika dia melahirkan nanti. Dua bulan lagi. Hanya tinggal dua bulan lagi.
Jadi apa yang harus kulakukan?
Halina terdiam. Dia tidak boleh hanya memikirkan apa yang terbaik untuknya. Dia harus mengutamakan bayinya sekarang. Tapi apakah Adelia bisa dipercaya? Setelah semua yang dia lakukan? Apa Halina percaya padanya?
Halina termenung. Dia teringat pembicaraannya dengan Rick semalam.
"Email?" tanya Rick. Halina menatapnya lekat. Rick tampak berpikir sesaat sebelum meraih smartphonenya dan mencari sesuatu. Beberapa menit kemudian dia menyodorkannya pada Halina.
Apa kau tahu siapa ayah biologis bayi dalam kandungan Halina? Bayi itu mungkin bisa menjadi sesuatu bagi Keith Holdings.
Halina berdiri begitu cepat hingga kursi tempat duduknya tadi berderit kencang. Halina meletakkan smartphone itu di meja lalu melempar tatapan tajam pada Rick.
Jadi begitu. Itukah alasannya kenapa Rick menyelamatkanku dari pemaksaan menikah dengan Darren? Karena dia tahu bahwa bayiku mungkin bisa berguna bagi perusahaannya? Apa semua perhatian dan sikapnya selama ini juga hanya sandiwara demi Keith Holdings?
Betapa bodohnya kau Halina!
Halina terus memaki kenaifannya dalam hati.
"Jadi kau melakukannnya karena kau kira bayiku sungguh bisa menjadi sesuatu yang berguna bagi perusahaanmu?" tanya Halina. Sayangnya suaranya tidak terdengar setegas ekspresinya saat ini.
"Tidak sepenuhnya benar. Awalnya-"
"I get it!" kata Halina lalu bergegas ke kamarnya. Dia tidak ingin mendengar apapun yang hendak Rick katakan. Untuk apa? Agar hatinya lebih sakit lagi? Tidak. Ini sudah cukup.
Setelah semua hal yang terjadi pada akhirnya Halina kembali ke titik awal. Titik awal yang meneriakkan kenyataan bahwa dia hanyalah pion dalam permainan takdir. Pion yang tidak segan disingkirkan ketika tidak dibutuhkan. Dan pion itu saat ini berada di tengah arena, menjadi pusat perhatian banyak pihak. Karena apa? Hanya karena pion itu memiliki sesuatu yang mungkin berguna.
Air matanya mengalir deras tanpa bisa dicegah. Entah sudah berapa banyak air mata itu tumpah beberapa hari terakhir ini. Mengingat bagaimana Rick menolongnya, menatapnya, menggenggam tangannya membuat hati Halina lebih sakit.
Kenapa, Tuhan? Apa aku tidak boleh bahagia?
Malam itu akhirnya Halina tertidur menjelang dini hari setelah lelah menangis. Dan disinilah dia sekarang. Termenung memikirkan langkah apa yang harus dia ambil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, Without Love
RomantizmMature Content Read at your own risk Sepuluh tahun lalu, Halina Dixon, gadis cantik penurut pujaan banyak pria, dipaksa menghadapi mimpi terburuk bagi kaum wanita. Dia dilecehkan dan diperkosa oleh pria yang dalam tiga bulan akan menjadi kakak iparn...