Chapter 3

130 13 5
                                    


"Halina?" Wajah terkejut Natasha langsung terlihat begitu pintu terbuka. "Acara makan malamnya sudah selesai? Kenapa cepat sekali?"

Natasha mengedarkan pandangan lalu melanjutkan, "Mana yang lainnya? Kau sendirian?"

Karena Halina tiba-tiba bersikap seperti patung, Natasha menatapnya lekat. Ya ya, gadis itu masih tetap cantik. Hanya saja... ada yang tampak berbeda. Rambut panjangnya yang terurai agak berantakan, tatapan matanya terlihat sayu dan bibirnya agak bengkak.

"Halina?" tanya Natasha khawatir. Halina yang baru tersadar spontan menarik tangan Natasha dan nyaris menyeret gadis itu ke kamarnya diatas.

"Halina, ada apa? Apa kau sakit? Kenapa kau pulang sendirian?" tanya Natasha beruntun tanpa satupun yang berhasil dijawab oleh Halina.

Sesaat setelah pintu kamar Halina tertutup dan kedua gadis itu duduk bersandar pada kepala tempat tidur mewah Halina, barulah gadis itu menceritakan semuanya. Sejak pertemuan pertamanya saat Halina menuruni anak tangga beberapa malam lalu hingga ciuman di depan. Semuanya.

Natasha menatapnya dengan mulut ternganga bahkan sejak sebelum Halina menyelesaikan ceritanya.

Halina sendiri masih terlihat linglung.

"That's my first kiss, Nat..." ucapnya sambil tersipu.

Natasha meraih bahunya dan mengguncangnya seperti mainan boneka mereka saat bermain di panti asuhan dulu.

"Oh my God, Halina! Dia calon suami kakakmu, Demi Tuhan! And you just kissed him!"

Bagaimana mungkin gadis lugu itu malah tersipu disaat dia seharusnya merasa khawatir. "Empat bulan lagi pria itu akan jadi kakak iparmu, Halina!"

Oh My God!

Seketika wajah Halina memucat menyadarinya. "Apa itu artinya Anthonio berselingkuh denganku, Nat? It was just a kiss."

"Yeah, your first kiss."

Ekspresi kalut dan panik terlihat jelas di kedua matanya. Natasha sendiri terlalu bingung untuk memutuskan bersikap senang atau sedih. "Kenapa kau bisa melakukannya, Halina?" tanya Natasha. "Kau seharusnya melawan jika pria itu memaksamu."

Halina menggeleng.

"Kau tidak berani melawan? Ya Tuhan, apa dia memakai kekerasan?"

"Bukan, Nat. Bukan begitu."

"Lalu?"

"Aku merasa aneh sejak bertemu dengannya. Kau tahu, jantungku tiba-tiba berdegup lebih cepat dan aku berubah menjadi orang tolol yang setiap saat khawatir akan melakukan kesalahan saat bersamanya," jelas Halina tanpa memandang Natasha. "Dia tidak memaksaku, Nat. Aku... entahlah. Itu terjadi begitu saja. Aku tidak tahu."

Halina terlihat nyaris menangis sekarang. "Menurutmu aku kenapa, Nat? Kau selalu tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak kan? Sekarang aku harus bagaimana? Aku pasti habis kalau Adelia sampai tahu soal ini."

Natasha mendesah. "Memangnya apa yang kau pikirkan saat pria itu menarik tubuhmu?"

"Aku tidak berpikir."

"Dan saat dia menciummu?"

"Aku bahkan tidak sadar apa yang aku pikirkan atau lakukan. I just did it, Nat."

"Bagimana dengan Darren?"

"Yah, dia masih di restaurant, Mommy memintanya untuk melanjutkan makan malam."

Me, Without LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang