AGREEMENT || BTS-Park Jimin || ✔

50. trouble maker 2

"hai hai, author gaje is back. Don't be sider. Voment juseyo 🙇🙇🙇"

***

Han jiwon flash back on:

han jiwon pov:

Rs. Seoul

Bangsal nori

Aku masih mematung di depan pintu kamar wanita itu. Semua yang mereka ucapkan, aku bisa dengan jelas mendengarnya

"aku...han jiwon, tidak akan pernah membiarkan kalian menikah" gumamku saat baru saja menghubungi beberapa pengawalku ku untuk menyelidiki siapa nori sebenarnya.

Dengan perasaan sakit dan penuh amarah, aku melangkah pergi dari sana.

.
.

Han company

Aku mengurungkan niatku untuk pulang kerumah. Hari ini aku ingin bertemu ayah.

Dengan wajah yang kutekuk, aku langsung masuk keruangannya tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

Ternyata ayah sedang meeting dengan kliennya, tapi aku tidak perduli. Aku ingin bicara dengannya

"ayah!!" bentakku saat masuk keruangannya

"sayang?'

"bisakah mereka keluar? Aku ingin bicara denganmu ayah"

"bisakah nanti saja. Lihatlah, ayah sedang sibuk"

"aku tidak mau tau. Suruh mereka semua pergi!!" teriakku

Beberapa saat kemudian, semua klien ayah pergi setelah mereka beberapa kali menunduk memberi hormat padanya.

"ada apa putriku? Aigooo...kenapa kau murung sekali hari ini?"

"aku sedang kesal ayah, jimin akan menikah!!"

"Lalu apa masalahnya? Biarkan saja dia menikah"

"tapi aku menyukainya ayah"

"chagi, ayah tidak bisa melakukan apa pun. Tuan park sudah membatalkan pertunanganmu dengannya dan ayah tidak mau lagi berurusan dengan park company.
aigooo...Putriku sangat cantik. Banyak yang lebih tampan dan kaya dari jimin. Ayah bisa mengenalkanmu pada putra chaebol lainnya"

"aku tidak mau ayah, aku hanya menyukai park jimin. Hanya dia!!"

"apa yang kau harapkan dari laki2 kaku itu? Dia tidak lebih baik dari mantan2 kekasihmu yang lain. Lupakan dia. Ayah tidak mau mendengar kau menyebut nama park jimin lagi didepan ayah. Arasseo!!?"

Aku langsung diam saat ayah mengatakan itu. Aku sebal sekali.

"jika aku tidak bisa mendapatkan park jimin, wanita lainpun tidak akan pernah bisa memilikinya" gumamku lalu pergi dari hadapan ayah.

"jiwon-ah..." panggil ayah tapi aku tidak menggubrisnya.

.
.