11

4.8K 697 31
                                    

Chaeyoung ketakutan. Ini sudah beberapa menit berlalu,tapi tidak ada satupun yang lewat disekitar mereka. Chaeyoung menunduk sebentar untuk melihat keadaan Jungkook,wajahnya semakin pucat,suara napasnya pun mulai berkurang.

Kumohon Jungkook bertahanlah!

"Tolong....Siapapun...Tolong..."

Jungkook menggerakkan matanya perlahan,sadar disaat kondisinya benar-benar parah. Pandangannya buram melihat sesosok perempuan yang memangku kepalanya. Bersyukur dalam hati,perempuan yang ditolongnya baik-baik saja.

Uhuk....

"Jungkook ?"

"I..ni..sesak..."

Chaeyoung membenarkan letak kepala Jungkook. Agar setidaknya napasnya bisa teratur.

"Hand...phoneku...hu..bungi..siapapun"

Sesudah mengucapkan itu,Jungkook kembali tidak sadarkan diri. Jadi dengan ragu,Chaeyoung pun mengambil handphone Jungkook di saku celananya,dan menghubungi siapapun yang berada di nomor satu dial fastnya.

***

"Astaga...Jungkook!"

Yoona terkejut saat para Bodyguardnya pulang dengan membopong Jungkook,diikuti Somi dan satu perempuan yang terlihat sangat ketakutan. Dengan segera saja Yoona memerintahkan untuk membawa Jungkook ke dalam kamar. Mengikutinya dari belakang beserta Nayeon. Sedangkan Wonwoo menelepon dokter Cho.
Saat Chaeyoung ingin menyusul Jungkook,Wonwoo menahan tangannya.

"Siapa kau ?"

"M..maaf Sunbae...Ju-Jungkook seperti itu karena menolong ku. Aku-aku tidak tahu,dia datang tiba-tiba."

Wonwoo menghela napas,menarik Chaeyoung untuk duduk. Karena Chaeyoung kelihatan nya sangat ketakutan. Ntah apa sebelumnya terjadi sampai Jungkook mau menolongnya. Biarlah itu urusan Jungkook dan perempuan ini. Yang Wonwoo perkirakan perempuan ini,teman satu sekolah Jungkook.

"Tenanglah. Jungkook akan baik-baik saja."

Dokter Cho datang dengan  perawatnya berlalu terburu ke kamar Jungkook. Mengeluarkan alat-alat pentingnya. Menyuruh semua orang dikamar keluar,agar ada ruang untuk Jungkook bernapas. Memasang alat pernapasan pertama,kemudian perawat memasang infus. Memeriksa nadi,yang detaknya sangat lemah.

"Napasnya sangat lemah sekarang. Detak jantungnya juga. Kita tidak membawa kejut jantung ?"

"Maaf dok,tapi kita tidak membawanya."

Dokter Cho mengumpat pelan. Menjauhkan bantal dari kepala Jungkook. Menaiki kasur,lalu menekan dadanya berulang,hingga parameter pernapasannya dan detak jantung meningkat.

Menghembus napas lega,turun dari kasur dengan lemas.

"Ya ampun Jeon Jungkook. Sepertinya kau gemar sekali membuat umur ku semakin pendek."

"Bagaimana ?"

Tanya dokter Cho ke perawatnya.

"Sudah mulai stabil dok. Tapi tekanan darahnya masih rendah. Detak jantung dan napasnya juga sudah mulai teratur."

"Tekanan darah bisa normal kembali,seiring makin stabil kondisinya. Tetap pantau. Aku akan ke bawah. Dan... Luka lebam juga luka ditanganya diobati ya."

***

Di ruang tamu,Yoona dan Siwon duduk berdampingan melihat ke arah Somi dan juga Chaeyoung. sedangkan Wonwoo dan Nayeon duduk di kursi antara kursi tempat ayah ibunya dengan kursi adiknya.

"Jadi Somi..kenapa setiap pulang sekolah kamu tidak mau langsung pulang ?"

"...."

"Appa dengar kamu berulang kali seperti ini. Dan selalu saja kakakmu yang kerepotan. Puncaknya adalah sekarang. Kamu tahu benar bagaimana kondisi Jungkook kan ? Kenapa kamu harus pakai lari segala ?"

Strata (KookRose) {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang