16

5K 651 64
                                    

Chaeyoung keluar dari rumah megah Jungkook pagi sekali. Ia hanya--enggan meminta izin dengan Jungkook. Karena ia tahu,laki-laki tanggung itu akan banyak sekali alasan agar tetap menahannya dan berakhir menjahilinya lagi.

Saat melangkahkan kaki,ia kembali termundur tiba-tiba saat kilat langit yang menyapa,karena memang pagi ini langit sedang mendung. Jadi ia mengambil payungnya dari saku tas,kemudian memakainya. Berjalan perlahan tanpa takut dingin dengan angin yang menyapanya.

Sedangkan Jungkook,ia sudah bangun sedari tadi. Berdiri di balkon kamarnya,yang berhadapan langsung dengan halaman depan. Memperlihatkan Chaeyoung berjalan menggunakan payung. Ia hanya menyakup gelas berisi coklat hangat dengan terkadang menyesapnya pelan. Biarkan saja Chaeyoung pulang dengan cuaca begitu,toh--keinginan perempuan itu sendirikan ? Jadi dia tidak perlu menahannya seakan dia butuh sekali dengan keberadaan perempuan itu.

Tapi--perasaannya ganjal sekali,tidak tahu apa yang membuatnya seperti itu.

Chaeyoung menunggu bis di dekat halte rumah Jungkook dengan tenang. Mendongak melihat air hujan yang deras sekali turun dari langit. Mengingat lagi saat dia terlalu intens menatap wajah Jungkook yang tertawa lepas saat itu. Ntah mengapa--ia senang,karena Jungkook tertawa seperti itu-- karena dirinya. Membuat ia tersenyum tipis.

Bahkan tidak sadar saat seorang laki-laki berpayung baru datang dan melihat wajahnya heran,ikut mendongak kan kepalanya,karena penasaran apa yang membuat perempuan asing disampingnya tersenyum hanya karena langit yang menurunkan hujan deras.

"Kau sepertinya menyukai hujan ya--nona ?"

Chaeyoung tersentak dan menolehkan wajahnya ke samping kanannya. Terlihatlah laki-laki yang ia rasa pernah ia lihat. Berpikir sebentar kemudian tersadar bahwa laki-laki ini yang menabrak Jungkook dan temannya tiba-tiba di kantin waktu itu. Kemudian membiarkan bibirnya tersenyum--lagi, untuk menjawab pertanyaannya.

"Tidak juga kok."

"Baiklah. Oh kenalkan aku Mingyu,Kim Mingyu."

Chaeyoung melirik uluran tangan itu,kemudian menjabatnya. Iya,hanya menjabatnya tanpa menyebutkan nama juga. Kemudian melepaskan jabatan tangan itu untuk menaiki bis yang baru saja tiba. Membiarkan Mingyu hanya melihat bis itu berlalu.

***

Jungkook baru saja selesai mandi,dan mendapati Wonwoo dikamarnya. Sedikit menggeram kesal,ingin keluar kamar saat suara Wonwoo menghentikannya.

"Sebentar,hyung mau bicara. Tidak perlu melihat hyung. Tidak masalah."

Wonwoo berdiri dari posisinya yang tadi duduk di meja belajar Jungkook. Sedikit mendekat ke arah Jungkook.

"Hyung,rindu padamu Jungkook."

Jungkook mengepalkan tangan,dan itu tidak luput dari pandangan Wonwoo.

"Bolehkan ? Hyung rindu pada adik yang hyung kecewakan ?"

Jungkook mendengar suara tarikan napas Wonwoo yang berat dan sedikit bergetar. Tapi apa mau dikata ? Dia terlalu marah ingin melihat wajah saudaranya itu.

"Jungkook,hyung minta maaf. Hyung tahu,hanya meminta maaf tidak akan membuat keadaan mu normal. Tapi setidaknya, hyung hanya ingin mengucapkan itu padamu."

"Baru sekarang ? Baru sekarang kau mengucapkan maaf,setelah sekian lama ? Ke mana saja kau,Jeon Wonwoo ?!"

Jungkook membalikkan tubuhnya dengan kepulan emosi di pikiran dan perasaannya. Benar-benar-- kemana saja Wonwoo dulu ? Baru mengucapkannya sekarang,saat semua yang sudah terjadi padanya dulu ? Baiklah,ia akan menerima dengan lapang dada kalau dulu Wonwoo dan keluarganya terang-terangan kepada dirinya. Tapi apa ? Mereka merahasiakan,dan diketahui tanpa mereka menyadari.

Strata (KookRose) {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang