23

3.9K 527 53
                                    

Jungkook duduk disofa menemani Somi yang sedang menonton TV. Tapi  fokus Somi itu, sepertinya ke dirinya daripada TV. Biar sajalah, biar anak itu anteng. Tidak usah pakai lari-larian segala.

Di sisi Somi, ia hanya heran. Kakak-kakaknya itu mana mau mewarnai rambut. Apalagi Jungkook, jangan ditanya. Dulu saja ditawari, banyak sekali alasannya. Jadi penasaran, dalam rangka apa mewarnai rambut.   Dalam rangka.. Kamu kira ada acara penting gitu som?

Yah.. Abaikan.

"Jungkook-ssi yang terhormat, dalam rangka apa anda mewarnai rambut? "

Jungkook hanya bisa melongo melihat Somi tiba-tiba menjadi wartawan begitu.

"Biarkan saja. Kamu itu kebiasaan. "

Somi hanya bisa merengut sebal karena Nayeon. Ah Nayeon mah tidak asik.

Nayeon menggelengkan kepalanya maklum. Sudah terlampau biasa dengan tingkah adiknya.
Ikut nimbrung diantara Jungkook dan Somi.

"Beberapa hari lagi kita ada acara keluarga. Jadi luangkan waktu kalian. Appa menitip pesan, dia tidak bisa memberi tahu langsung karena sedang sibuk. "

Jungkook mengangguk pelan dengan bertumpu dagu.

"Yah, sejak kapan appa tidak sibuk? "

Nayeon berdecak. Melempar bantal yang ia pegang dan langsung mengenai wajah Jungkook.  Strike...

***

Cuaca dihari libur saat ini mendung. Dan sudah menitikkan air pertanda sebentar lagi akan hujan. Terlihat jelas pejalan kaki sudah mulai berlarian untuk menepi. Chaeyoung juga sebenarnya menepi, berdiri terdiam di pelataran toko kue. Sesekali akan ada angin yang lumayan kencang menghembus ke arahnya.

Sebenarnya ingin ke rumah Jungkook, karena bisa dibilang perjanjian mereka masih berlaku. Tapi dalam keadaan seperti ini, dia tidak yakin Jungkook membiarkan dia masuk ke dalam mansionnya.

Melirik ke arah kalung yang masih setia terlampir di pergelangan tangannya. Bandul kalung nya terlihat lucu, ada huruf C dan bunga dengan permata putih, tulip. Jungkook tahu dengan jelas dia menyukai bunga tulip.

Lalu selama ini apa yang dia berikan ke Jungkook ? Bukan perubahan yang baik yang selama ini ia harapkan, justru pria itu makin beku. Seperti air diletakkan berbulan-bulan di freezer, yang akan sangat susah untuk dikeluarkan.

Juga semalam dan tadi pagi, dia sudah mencoba menghubungi Jungkook dan selama itu nomornya tidak aktif.

Menghela napas sedih. Dadanya sesak. Mengingat semua nya justru karena dirinya.

Mendongak melihat langit, yang sudah mulai menghentikan hujannya, jadi ia segera saja berlalu.  Untuk kembali pulang, bukan ke mansion kepresidenan tempat Jungkook berada.

***

Di tempat yang jauh dari kota, Taeyong tersenyum senang. Membiarkan Jaehyun terdiam di belakangnya. Memang dia yang selama ini memperingati Jungkook. Tapi sekarang juga percuma. Jungkook tidak akan lagi mendengar perkataannya. Menggenggam permen yang diberikan Jungkook kemarin di dalam saku celananya.
Apa pun, apa pun akan ia lakukan agar rencana Taeyong gagal.

"Sebentar lagi. Pembalasan ku akan terlaksana."

Jaehyun memakai topi hoodienya dan berjalan keluar. Dia selalu merasa pengap jika di dekat Taeyong. Tidak takut Taeyong mencari, karena toh dia tidak terlalu dibutuhkan.

***

Keesokannya, masih seperti biasa. Masuk sekolah, mengikuti jam pembelajaran, dan istirahat, begitu seterusnya. Chaeyoung menarik tangan Jungkook yang tadi melewatinya begitu saja--lagi.Membiarkan Mingyu memperhatikan dari belakang, karena memang, Chaeyoung sedang bersama Mingyu tadi.

Strata (KookRose) {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang