Epilog

7.2K 644 186
                                    

Awalnya tidak ada yang spesial diantara mereka. Memulai dari awal bagi Chaeyoung. Dan ini memang baru awal pertemuan bagi Jungkook. Walaupun sudah diceritakan Chaeyoung mereka sudah saling mengenal saat SMA.

"Kita mengenal, tapi cuma sebatas aku tahu kau untuk ku bully kan? "

Itu kata-kata yang selalu Jungkook ucapkan saat ia bercerita. Toh ia memang sengaja tidak menceritakan yang lain.

Dan saat ini, mereka sudah mulai dekat, seperti dulu. Bahkan Jungkook memperbolehkannya untuk sekali-kali melihat saat laki-laki itu melakukan pekerjaannya.

"Aku pulang! "

Jungkook masuk terlebih dahulu ke rumahnya, kemudian diikuti Chaeyoung setelah dipersilahkan masuk.  Tadi saat perjalanan pulang tiba-tiba hujan, dan rumah Chaeyoung masih jauh. Jadi Jungkook menawarkan ke rumahnya. Kebetulan juga Jungkook tidak membawa mobilnya.

"Oh ya ampun, kan sudah ku katakan tadi, bawa mobilmu. Lihat? Kehujanan kan. "

Omelan Wonwoo hanya dibalas cengiran polos oleh Jungkook. Membuat Wonwoo berdecak malas.

"Oh Chaeyoung.."

Wonwoo memukul kepala belakang adiknya. Karena melihat Chaeyoung sama basah kuyupnya dengan Jungkook.

"Sana ganti baju! Chaeyoung kau ganti baju di kamar Nayeon saja. Pinjam bajunya juga tidak apa. "

"Apa boleh? Bukankah Nayeon eonni sedang tidak dirumah? "

"Tak apa. Nanti aku yang memberitahunya. "

Jungkook pergi ke kamarnya setelah berkata seperti itu ke Chaeyoung. Membiarkan Chaeyoung berjalan ragu ke kamar Nayeon.

***

Wonwoo menoleh saat melihat Chaeyoung sudah selesai berganti dan menghampirinya. Tapi anak itu masih melihat ke arah kamar Jungkook.

"Anak itu belum selesai. "

Chaeyoung mengangguk pelan. Menerima segelas cokelat panas yang diberikan Wonwoo.

"Pertama kali kau berkunjung setelah tiga tahun kan? "

"Ah.. Ne. "

Wonwoo tersenyum lembut,mendudukan diri disamping Chaeyoung.

"Hubungan kalian bagaimana, oppa? "

"Seperti hubungan mu dan Jungkook. Seperti tidak pernah terjadi apapun diantara kami. Dia ingat mempunyai kelainan jantung sebelum operasi itu. Tapi dia tidak ingat karena apa dan siapanya. Bahkan pertama kali aku menginjak kan kaki di kamar inapnya saat itu, dia menyapa begitu hangat dan ramah. "

Wonwoo memainkan gelasnya, tersenyum lalu tertawa pelan menarik perhatian Chaeyoung yang sedari tadi mendengarkan.

"Aku lebih suka seperti ini. Seolah-olah dia memang sengaja melupakan bagian dimana rahasia yang menyakitkan baginya. "

"Chaa.. Lebih baik kau hampiri dia dikamar. Aku mau melanjutkan pekerjaan ku. "

***

Baru saja hendak membuka pintu, ternyata Jungkook sudah lebih dulu membuka pintu.

Jungkook tersenyum manis menyambut Chaeyoung.

"Lama ya? Maaf.. Aku tadi memindahkan foto dari kamera ke laptop dulu. "

Chaeyoung tersenyum maklum

"Tidak apa-apa. Aku tahu kau sibuk. "

Kemudian Jungkook menarik Chaeyoung ke dalam kamar dan mendudukkannya di kasur. Lalu mengambil laptopnya untuk diberikan ke Chaeyoung. Menimbulkan tanda tanya bagi Chaeyoung.

"Foto itu yang tadi ku ambil. Sudah ku edit. Bagaimana menurut mu ?"

Jadi Chaeyoung melihat-lihat foto-foto tersebut. Terlalu fokus hingga tidak sadar dengan Jungkook yang memperhatikan wajahnya.

Dimulai dari rambut blonde halus yang sesekali meneteskan air, bulu mata lentik dan mata Indah itu, hidung mancungnya yang mungil, hingga ke bibir menawannya. Jungkook baru sadar betapa cantiknya Chaeyoung. Kemana saja dia 1 bulan belakangan? Padahal mereka selalu berjumpa, tapi ia malah tidak begitu memperhatikan.

"Ini bagus, Kook. "

Chaeyoung mendongak dan tertegun saat Jungkook menatapnya begitu intens. Membuat ia gugup seketika. Jungkook memindahkan laptop yang dipangkuan Chaeyoung ke samping gadis itu.

"Chae... "

Makin gugup saat tangan hangat Jungkook menyisir rambut basahnya ke belakang telinga. Dan wajah mereka terlalu dekat.

"Aku.. Ingin menciummu. "

Kemudian tanpa mendengar jawaban Chaeyoung, Jungkook mencium bibirnya pelan. Menangkup kedua pipinya untuk mendongak. Agar ia leluasa mencium Chaeyoung.

Melumat begitu lembut dan menyesapnya perlahan. Seakan tidak pernah puas untuk merasa. Menahan tengkuk untuk memperdalam ciuman mereka, membuat Chaeyoung reflek mengenggam tangan Jungkook erat.

Mendorong pelan hingga Chaeyoung terbaring di kasurnya. Membuat ciuman itu seakan menuntut.

Melepas tautan untuk bernapas sebentar, lalu mengecup dan menyesap terus menerus.

"Kookh"

Jungkook berhenti kemudian tersenyum hangat. Membiarkan Chaeyoung mengambil napas rakus.

"Mau jadi pacar ku tidak? "

Chaeyoung berhenti mengambil napas dan langsung memandang tepat dimata Jungkook.
Kemudian sengaja tertawa hambar untuk mencairkan suasana.

"Bercanda mu tidak lucu. "

Jungkook merengut.

"Hey.. Mana ada seorang lelaki habis mencium gadis kemudian menyatakan perasaan, bercanda. Kalau seperti itu lelaki brengsek. Kau pikir aku begitu? "

"Kau memang begitu. Jeon Jungkook brengsek mantan pembuli ku. "

Jungkook duduk semula.

"Itu sudah lama, kenapa masih kau bahas. "

Chaeyoung tertawa. Sebenarnya juga untuk mengalihkan degupan jantungnya yang terlalu kuat, sampai-sampai ia takut Jungkook mendengar.

Ia mengangkat kepalanya sedikit lalu meletakkan di paha Jungkook. Mencolek lelaki yang sekarang pura-pura merajuk.

"Is.. Jangan sentuh-sentuh. "

"Ehei.. Masa lelaki merajuk? "

Jungkook menoleh sebal ke bawah. Mencubit kedua pipi Chaeyoung.

"Memangnya lelaki tak boleh merajuk ? Asal kau tahu, appa ku saja sering merajuk ke eomma ku. "

"Aduh.. Duh.. Sakit Jungkook ~"

Jungkook pun melepas cubitannya. Lalu bersedekap tangan.

"Lagipula tidak romantis sekali sih kau menembak ku? "

Jungkook melirik Chaeyoung yang berpindah posisi, menyembunyikan wajah nya diperut Jungkook lalu tangan kanannya memeluk pinggang.
"Biar anti-mainstream. "

Jungkook mendengar Chaeyoung bergumam malas. Tertawa pelan, lalu mengacak rambut gadis itu pelan.

"Mau atau tidak? Kalau tidak mau ya sudah. "

Chaeyoung duduk dengan merengut tiba-tiba.

"Ya sudah aku mau! Tidak asik, nembaknya tidak romantis. "

Jungkook tertawa kuat, memeluk Chaeyoung lalu diajak berbaring bersama. Membiarkan gadis itu mendusel di dadanya.

"Biar saja daripada ku tembak pakai pistol beneran. "

"Ya.. Ya terserah tuan Jeon Jungkook saja. "









































Epilog End

Strata (KookRose) {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang