10

5.5K 732 60
                                    

Chaeyoung mendekati Jungkook yang duduk bersandar di bawah pohon dekat hutan lindung sekolah. Setelah kejadian tadi,Jungkook enggan mengikuti kegiatan pembelajaran dan memilih kesini. Sedangkan Chaeyoung,dia takut jika meninggalkan Jungkook,anak satu itu akan berbuat yang aneh-aneh.

"Minuman ?"

Jungkook melirik lalu kembali melihat lurus ke depan.

"Aku tidak suka Cokelat."

"Ya sudah,ini air putih saja."

Jungkook mengambil minuman tersebut, meminumnya sampai habis. Lalu meremukkan botol itu seperti botol tersebut adalah rasa bencinya yang harus diremukkan.
Dia heran,kenapa susah sekali ia berlaku seperti dulu lagi setelah tahu jika Wonwoolah awal mula dia menderita penyakitnya. Cuma karena kemanjaan seorang Wonwoo,dia harus menjaga batas dirinya. Dan jika kalian tahu,itu sangat menyebalkan untuknya.

Jungkook berdiri dan melihat ke arah Chaeyoung yang juga memandangnya heran.

"Aku mau pulang. Kau... Kalau mau kembali ke kelas atau yang lainnya terserah."

Chaeyoung menghela napas dan mendongak untuk melihat daun-daun pohon yang bergoyang akibat hembusan angin. Kilas balik peristiwa pagi tadi sebenarnya menyayat hatinya. Ia itu orang yang tidak tegaan jika melihat seseorang atau orang lain berkelakuan seperti Jungkook tadi. Seperti orang benar-benar rapuh. Dia juga tidak keberatan saat Jungkook mencuri ciuman pertamanya,karena sedikit banyak ia tahu,Jungkook tidak sengaja. Lagi pula dia bermimpi menjadi seorang psikolog ke depannya. Jadi mungkin bisa dimulai dari Jungkook. Tapi ia tidak mau langsung campur tangan,dia akan datang saat Jungkook benar-benar membutuhkan seseorang.

***

"Aku pulang...."

Taehyung terkejut saat melihat adiknya sudah pulang. Bukannya dia harusnya berada di Jepang tiga hari lagi yaa ?

"Yak kenapa kau sudah pulang ?"

Adiknya hanya melihat tak minat ke Taehyung,kemudian menghampiri Taehyung yang sedang membuat minuman.

"Bebas. Lagi pula tiga hari ke depan itu sebenarnya bukan acara penting kok. Aku malas terlalu lama di negara orang. Dan juga aku rindu rumah."

"Alah,gayamu... Nanti juga keluyuran tidak jelas sama anak Seventeen."

"Mau aku ambilkan cermin,hyung ?"

"Buat apa ? Tidak perlu bercermin juga aku sudah tampan."

Ya Allah,salah apa Mingyu punya hyung begini ?

"Terserahlah. Hyung kok tidak sekolah ?"

"Skorsing"

Mingyu terpaku ditempat,kenapa santai sekali hyungnya menjawab skorsing ? Itu kata keramat bagi dia ngomong-ngomong.

"Hee ? Kenapa bisa ? Terus Eomma dan Appa tidak marah ?"

"Tidak. Asal kau tahu,hyung Skorsing itu karena menghajar Taeyong yang semena-mena pada adik bungsu mu. Seenaknya saja menyentuh anak wakil presiden,anak terakhir pula."

"Ha ? Taeyong ? Lee Taeyong anak yang tidak jelas itu ?"

"Kau kira siapa lagi yang bernama Lee Taeyong disekolah kita ?"

Mingyu menggeram marah. Langsung menelpon teman-temannya untuk memberi pelajaran lagi kepada Taeyong. Taehyung yang tahu,dengan sigap mengambil handphone Mingyu dan menyimpannya.

"Tidak perlu. Dia juga sudah kena hukumannya kok."

"Hah...lalu Sohyun tidak apa kan ?"

"Untungnya tidak ada luka fisik. Tapi mungkin sedikit terkena ke psikisnya. Tapi dia tetap sekolah. Sudah sana ganti baju. Habis itu terserah mau kau apa."

Strata (KookRose) {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang