21

4.1K 550 76
                                    

Lima hari berlalu dari peristiwa Jungkook yang lagi-lagi diberi peringatan dan Taehyung yang dibuat emosi oleh Taeyong. Selebihnya aman,mereka yakin Taeyong sedang mematangkan rencana. Jadi walaupun aman,mereka masih harus waspada. Terlebih Taehyung,sepulang dari cafe itu,ia pulang dengan emosi yang tidak bisa ditahan membuat kakak dan adiknya,So hyun bingung. Lalu memanggil tangan kanannya untuk mengorek semua informasi tentang keluarga Taeyong. Ia tidak main-main dengan perkataanya tadi.

Tidak beda jauh dengan Jungkook yang masih memerintahkan pengawalnya untuk tetap standby dan jangan lengah. Hubungannya dengan Chaeyoung masih berjalan lancar,walaupun tetap tanpa status. Sebenarnya ia juga merasa tidak enak pada Chaeyoung. Tapi apa mau dibuat ? Ia terlalu takut kalau mereka ada status,Chaeyoung tidak bisa bebas. Ia hanya ingin membiarkan Chaeyoung bebas berteman dengan siapapun termasuk laki-laki agar setidaknya nanti saat ia benar-benar tidak ada,Chaeyoung lebih mudah lupa. Dan juga agar gadis itu tak begitu tertekan saat ia tinggal. Tak tahukah kau Jeon Jungkook ? Seperti ini pun akan membuat gadis itu tetap tertekan saat kau tinggal.

Menatap kalung yang belum jadi ia berikan,ntahlah kapan waktu yang tepat untuk memberikan kepada sang pemilik asli. Dan belakangan ini juga ia sudah berusaha berdamai dengan hati dan pikiran agar tidak terlalu membenci Wonwoo. Karena lagi,Wonwoo memilih untuk ke Jepang sementara,dan alasannya hanya untuk adiknya ini.

Cuaca sedang hujan sekarang,bahkan dua hari belakangan. Membuat ia dilarang mati-matian oleh ibunya untuk keluar. Dan ntah kenapa itu semua membuat ia rindu dengan Chaeyoung.

***

Chaeyoung terbangun dari tidurnya karena dering handphone. Tersenyum manis saat Jungkook yang menghubungi.

"Chae ?"

"Hmm~"

Chaeyoung bisa mendengar suara tawaan halus Jungkook diseberang sana, mengundangnya untuk kembali tersenyum.

"Apa yang sedang kau lakukan? "

Chaeyoung diam sebentar, memalingkan pandangannya ke arah Dream Catcher yang tergantung tertiup angin hujan di jendela.

"Memikirkan mu? "

Lagi--ia mendengar suara tawaan itu.  Membuat suhu tubuhnya yang tadi dingin menjadi hangat.

"Mencuri start lagi, eoh? "

Jungkook menunduk memainkan liontin kalung yang berada dijari.  Mungkin ia akan merindukan saat-saat Chaeyoung selalu mencuri start darinya.  Ya bagaimana pun ia terlalu kaku untuk itu.

"Chae.. "

"Hmm kenapa? "

"Aku mau bilang, nanti saat aku luka, jangan menangis ya? Saat aku digendong dan diletakan di brankar, jangan ikut mendorong dan mengejar hm? Kalau saat itu kau mengenggam tangan ku, lepaskan saja, mengerti? Lepas kan dan berhenti. Lalu putar arah tubuh mu ke belakang. "

"Jungkook.. "

"Kalau saat itu kau mendengar suara ringisan ku dan suara napas putus-putus ku, abaikan. Paham?"

Jungkook mengalihkan pandangannya lurus ke depan, menggenggam erat kalung ditangan kanannya, menutup mata pelan diiringi setetes air yang ikut turun. Mimpi sialan itu, benar-benar mempengaruhi nya.  Apalagi dengan peringatan laki-laki asing itu.

"Turuti saja aku hm? Kita masih dalam perjanjian, kau ingat? "

Chaeyoung tahu, paham sekali, Jungkook menahan tangis disana, suara nya bergetar. Mau tak mau membuat ia mengulum bibirnya untuk tidak mengeluarkan suara isakan.

Strata (KookRose) {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang