13

5.6K 710 92
                                    

Seminggu berlalu dari peristiwa Jungkook yang protes akan hidup nya. Sudah menjalani aktivitas seperti biasa bersama enam orang temannya.  Termasuk Chaeyoung yang sudah mulai memasuki kelas biasa, tidak lagi kelas khusus untuk anak Beasiswa.  Disini pun keadaan mulai tenang, Jungkook dan kawan-kawan tidak lagi merecoki siswa-siswi lain, termasuk Chaeyoung. Entahlah... Chaeyoung merasa aneh. Jungkook... Terkesan menghindar.  Dia jarang sekali melihat wajah Jungkook disekolah. Hanya melihat kawanannya saja.  Pernah sekali berpapasan karena lagi-lagi oleh keteledoran ia sendiri, menabrak Jungkook.  Tapi sikap yang ditunjukkan Jungkook tidak sesuai ekspetasi. Jungkook hanya memandang dia sebentar, tanpa mengumpat, tanpa mengomel, kemudian pergi begitu saja. Seperti benar-benar asing.

Membuat Chaeyoung terpikir-pikir sendiri. Jadi selagi sekarang ada Jungkook di depan sana, Chaeyoung menghampiri Jungkook.  Menariknya, membuat anak lelaki tanggung itu terkejut dan heran, tapi tidak juga memberontak.
Kemudian berhenti, ketika menemukan tempat yang pas untuk berbicara.

"Kau menghindari ku? "

Jungkook mengerut kan pelipis. Kenapa harus menghindari?

"Tidak. "

"Lalu kenapa kau belakangan ini seolah-olah tidak mengenalku jika kita bertemu? "

"Haruskah aku terlihat akrab kepadamu ? Selama ini kita hanya sebatas pembully dan dibully. Dan sekarang aku sudah mengikuti kemauanmu saat kau memaki ku karena tidak tahan dengan perlakuan ku. Seharusnya kau senang. "

Chaeyoung memperhatikan Jungkook yang juga saat ini sedang memperhatikannya.  Tatapan mata Jungkook begitu ganjil, seakan kosong tapi masih ada tersisa kehidupan disana. Jadi dengan perlahan Chaeyoung mendekati Jungkook, memeluk Jungkook lembut.  Dengan tangan kanan melingkar di pinggang dan tangan kiri menepuk pelan kepala Jungkook. Jungkook hanya terdiam kaku.

"Dengar Jungkook, jika kau begini karena merasa tidak nyaman dengan aku yang mengetahui kehidupan mu, aku keberatan. Bukan kau saja yang begitu, aku yakin masih banyak orang diluar sana yang sepertimu. Dan aku berjanji tidak akan mengatakan apapun kepada siapapun. Aku tidak sepicik itu mengumbar kelemahan orang lain."

"A-aku tidak butuh simpatimu.  Berapa kali ku bilang? "

Chaeyoung menghela napas pelan, mengusap halus kepala Jungkook sambil meletakkan dagunya sepenuhnya ke bahu Jungkook.

"Jangan pernah seperti kemarin lagi.  Jangan menyalahkan siapapun. Dan jangan protes tentang hidupmu. Kau tahu? Semua orang itu tidak harus sempurna Jungkook. Karena tidak ada yang bisa sempurna. "

Jungkook menggigit bibirnya pelan. Kenapa Chaeyoung seperti ini kepada nya? Apa sebenarnya tujuan perempuan ini?

"Kau pasti tahu, kebahagiaan mu adalah kebahagiaan orang tuamu. Kesedihan mu adalah kesedihan orang tuamu. Dan setiap orang tua pasti tidak ada yang ingin anaknya lahir dengan kecacatan. Aku yakin pasti Eomma mu berpikir yang sama dengan mu saat itu. Lebih baik bayi ini tidak lahir sama sekali daripada kedepannya menderita, dan memilih diri sendiri untuk sedih karena kehilangan bayinya. Jungkook tanpa kau sadari, kau yang paling disayangi ayah ibumu.  Bukan karena kau lemah, tapi karena orang tuamu bersyukur masih diberi kesempatan merawat anak istimewa sepertimu. Bahkan sampai sebesar ini. Jarang seorang bayi yang memiliki jantung lemah, bertahan sampai sebesar ini Jungkook. "

"Apa maksudmu mengatakan ini padaku? "

"Kau juga pasti sadar kan? Adik mu Somi bergantung sepenuhnya kepadamu.  Bukan kepada Wonwoo, bukan kepada Nayeon, kakak-kakakmu. Dia hanya ingin pulang saat kau yang menjemputnya.  Jadi berpikirlah sekali lagi untuk kau protes terhadap hidupmu. Kau terlahir dari keluarga yang sangat berkecukupan, kasih sayang melimpah, dua orang kakak yang perhatian, dan seorang adik yang sangat membutuhkanmu. Nikmati hidupmu selagi bisa Jungkook, hmm? "

Strata (KookRose) {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang