"Sey, gue duluan" Sean cepat-cepat meninggalkan Seyra yang tadinya berjalan di samping nya.
Dan lihatlah, untuk apa Sean pergi duluan?
Yup! Untuk menghampiri Lallu yang berjalan tepat di depan mereka tadi.
•rules•
"Udah sarapan?" tanya Sean menyamai langkahnya dengan Lallu.
Lallu memutar bola matanya, pertanyaan tak berfaedah meluncur dari mulut pria penganggu sepertinya. Lallu mempercepat langkahnya, dengan cepat pula juga Sean mengikuti langkah Lallu.
"Ngapain sih?" pekiknya pelan menatap Sean risih karena terus saja mengikuti nya.
"Gue kan udah bilang, lo bakal ngeliat gue terus" Sean mengembangkan senyumnya.
"Gue yang gamau ngeliat lo!" cibirnya berjalan cepat berharap cepat sampai kelasnya.
"Sekarang bilangnya gitu, tapi nanti lo bakal bilang 'jangan tinggalin gue' ya kan?" Sean tak menyerah mengejar langkah Lallu yang semakin cepat.
"Bodo!" Lallu bersyukur setibanya ia di dalam kelas, membuat Sean berhenti mengikutiku nya. Meskipun wajah itu masih terlihat di jendela karena memamerkan senyum padanya.
"Ihh merinding gue!" matanya menyorot ke arah jendela itu.
Bahkan tubuhnya sampai tersandung pinggir meja paling depan.
"Aduhh, meja sialan!" umpatnya memukul meja itu keras.
"Yeuu.. Nyalahin meja!" cibir salah satu teman sekelasnya.
"Kok lo jadi dekat sama Sean Llu?" tanya Sali yang menatapnya heran.
"Dekat apanya! Kenal aja enggak" elaknya cepat.
"Halahh gamau ngaku, emang kemarin gue gak liat lo pulang bareng sama Sean" Cibir Sali.
"Siapa namanya?" tanya Lallu lupa dengan nama pria aneh yang selalu mengganggu nya.
"Demi apa lo gak kenal sama dia beneran? Tapi udah pulang bareng" pekik Sali terkejut.
"Bodo amat" Lallu memutar bola matanya, risih rasanya jika membahas pria itu.
"Hari ini pelajaran nya apa aja?" tanya Lallu mengalihkan pembicaraan.
"Sejarah, Ekonomi, penjas, Pkn"
Sali sudah sangat paham kalau Lallu tak tahu menahu tentang jadwal pelajaran, coba saja cek tas Lallu apa saja yang ia bawa saat sekolah. Karena semua bukunya ia tinggalkan di kolong meja, baju olahraga ia tinggalkan di loker sehabis di loundry nya.
"Berarti hari ini gue masuk 1 pelajaran aja" gumamnya pelan sambil memainkan kuku jarinya.
"Gila lo! Gaada tobatnya" semprot Sali.
"Suka-suka gue lah, siapa lo?" ucapnya sinis.
Sali hanya mengusap dadanya pelan, ia harus banyak sabar menghadapi celetukan pedas Lallu.
"Iya Llu, terserah lo!" balas Sali dengan sedikit kesal.
Lallu mengeluarkan ponselnya, menggunakan earphone nya ia menyetel musik di ponselnya. Tak lupa ia merogoh sakunya yang berisi beberapa permen karet.
"Mau gak?" tawar Lallu pada Sali.
Sali menoleh tersenyum, mengangguk bahwa ia mau.
"Beli sana"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rules
Teen FictionPERINGATAN ⚠ [Dilema memilih] Berpacaran bukan karena sayang dari awal tapi mencoba untuk sayang hingga akhir. Tak ada hubungan bukan berarti tak memiliki perasaan, semua itu terjadi karena merasa masih ada perasaan terkunci dan tak saling jujur.