Vote dulu dong, comment nya baru boleh di tengah ceritaaa wohohoho...
Meski Shakira tau, kalau Tama tak begitu menyukai nya. Namun saat mendengar kabar bahwa pria itu meninggal, ia ikut prihatin.
Sejak saat itu pula, Lallu dan Shakira hilang kontak begitu saja setelah Lallu pergi ke Jakarta.
•rules•
Seragam yang rapih sudah terbalut melekat di tubuh Sean. Semoga hari ini adalah hari keberuntungan untuk nya. Melihat penampilan nya di kaca kamar nya, Sean tersenyum narsis. Hari ini di rasa nya cukup tampan, Lallu pasti akan jatuh Cinta pada nya.
Langsung saja ia berangkat menggunakan mobil nya menjemput Lallu ke apartemen nya.
Ketika tiba di Apartemen nya, Sean menunggu Lallu sampai beberapa menit namun tak muncul juga.
"15 menit lagi bel lagi" decak nya sebal sambil menelepon Lallu resah.
Bahkan ketika waktu yang tersisa 7 menit Lallu belum tampak juga. Akhirnya dengan perasaan tak tahan, Sean memilih menghampiri Lallu ke kamar Apartemen nya.
"Yuk, berangkat" Lallu tiba-tiba muncul dari pintu lobby.
Sean langsung buru-buru menarik Lallu untuk segera bergegas masuk ke dalam mobil mengejar keterlambatan mereka.
Sean menancapkan gas dengan kecepatan tinggi. Yang terpenting adalah bahwa mereka sampai sekolah tepat waktu.
"Gila" hanya itu ungkapan Lallu saat Sean berhasil membuat rambutnya berantakan akibat kecepatan yang di atas rata-rata.
Ketika sampai di depan gerbang, Sean memukul setirnya sebal.
"Argghhh telat!" teriaknya ketika gerbang sudah di tutup.
"Yaudah sih biasa aja, lebay banget!" desis Lallu menanggapi.
"Bolos aja hari ini" ucap Lallu dengan entengnya.
"Enggak.. Gak bisaa.. Hari ini itu ada rapat osis abis istirahat." omel Sean.
"Emang lo gak liat, gerbangnya udah di tutup" Lallu menjawab kian emosi saat Sean mulai menaikkan nada nya.
Sean menggeram kesal, yang membuat nya turun dari mobilnya dan beranjak mendekati gerbang lalu berteriak kencang memanggil satpam yang sedang duduk di pos satpam sekolah nya.
"Pak, tolong bukain dong! Tolong banget pak, kalau enggak nanti saya ketinggalan pelajaran pak" mohon nya pada pria paruh baya yang mengenakan seragam putih dan biru gelap.
"Gabisa den, saya takut di omelin" jawab bapak itu berkata amat pelan mendekati Sean.
"Pak, pleaseeee kali ini aja. Besok gak lagi deh. Janji" katanya masih memohon.
"Aduh gimana ya, nanti kalau ketauan saya kena marah den" balas satpam itu takut-takut.
"Saya nanti yang bantu ngomong pak, tenang aja" balas Sean membujuk agar di buka kan pintu gerbang.
Perubahan wajah terlihat dari raut pria paru baya itu, yang akhirnya membuka kan pintu gerbang untuk Sean.
Sean mengulas senyum berterima kasih, dengan cepat menghampiri mobil nya dan membawa masuk ke dalam parkiran sekolah nya dengan suasana amat sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rules
Teen FictionPERINGATAN ⚠ [Dilema memilih] Berpacaran bukan karena sayang dari awal tapi mencoba untuk sayang hingga akhir. Tak ada hubungan bukan berarti tak memiliki perasaan, semua itu terjadi karena merasa masih ada perasaan terkunci dan tak saling jujur.