45. Bukan perasaan nya tapi Raga nya

967 74 17
                                    

Bagus saat itu waktu berkumpul hanya sebentar, jadi ia tak perlu berlama-lama dengan emosi nya.

Bagus saat itu waktu berkumpul hanya sebentar, jadi ia tak perlu berlama-lama dengan emosi nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

rules

"Gimana?" Lallu menghampiri Tama yang sedang berjalan ke arah nya.

"Berakhir." ucapnya dengan nada lesuh.

Lallu menunduk, seakan merasa bersalah.

"Kita harus jaga jarak, perjuangin dia. Jangan sampai nanti lo nyesel karena kehilangan dia." ucap Lallu yang mengatakan hal yang harusnya tak pernah ia katakan.

Tama membelalak tak percaya "Enggak! Gak akan! Lo sinting ya? kita gak harus jaga jarak buat gue perjuangin Sia." pria itu menolak mentah-mentah ide dari Lallu.

"Kita jaga jarak cuma sampai lo dapetin Sia, lagian kita satu rumah. Kita gak benar-benar jaga jarak kan?" ucap Lallu yang memilih untuk Tama memperjuangkan apa yang ia cintai.

"Gak bisa, gue di kampus ini buat lo! Itu kenapa tante Alina buat kita ada di kampus yang sama." ucap Tama menolak usul Lallu yang menurutnya sangat konyol.

"Ya, terus gimana?" tanya Lallu dengan tatapan sendu.

"Lo gak usah ikut mikirin hubungan gue, fokus aja sama kuliah. Biar hubungan gue itu jadi urusan gue." ujarnya lembut menyentuh bahu Lallu.

Lallu hanya mengangguk pasrah, ia juga bingung harus melakukan apa agar neneknya berhenti mencampuri urusan percintaan nya.

"Nanti lo kerja?" tanya Lallu pada Tama.

"Hm, iya." jawab nya sambil menyeruput minumnya.

"Pulang jam berapa?" tanya Lallu lagi.

"Middle, pulang 10 malam." ucapnya.

"Jam 8 malam gue ke sana ya?" matanya mengedip-ngedip manja agar di perbolehkan.

"Boleh, tapi pakai supir perginya. Biar nanti pulangnya lo bareng gue." jawab Tama mengangguk mengizinkan.

"Siap komandan!" ia langsung memberi tangan hormat pada Tama.

Setelah banyak berbincang ringan, mereka berpisah karena memiliki jadwal kelas yang berbeda.

Lallu meletakkan tas nya di atas meja, seseorang menyentuh lengannya pelan.

"Apa?" sahut Lallu.

"Boleh pinjam pensil 5B gak? Pensil gue hilang gara-gara kemarin.. -" ucapan orang itu terhenti saat Lallu yang memberikan tanpa ingin mendengar kelanjutan cerita nya.

RulesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang