Dira yang melihat siapa yang datang, kini semakin kian ketakutan. Sedangkan Lallu hanya mendesah pelan ketika tatapan mereka bertemu.
•rules•
"Salah satu murid ibu terkait masalah dengan murid kami, sebenarnya masalahnya belum di ketahui jelas. Maka dari itu kami butuh ibu, karena sedaritadi saya melempar pertanyaan. Tidak ada satupun pertanyaan yang di jawab oleh anak ini bu" jelas kepala sekolah itu kepada salah satu perwakilan sekolah Lallu alias pemilik sekolah tersebut.
"Nak, sebenarnya ada masalah apa? Kenapa kamu bisa sampai buat masalah ke sekolah ini?" tanya ibu nya lembut.
"Belum tau masalahnya aja udah men-cap aku yang membuat masalah" Lalu tertawa remeh.
"Dira, ada apa?" kini Dira lah yang di introgasi oleh ibu Lallu.
"Non Lallu gak salah bu, dia cuma datang buat bantu Dira. Karena tadi Dira mau di sakitin sama Rani dan teman-teman nya" jelas Dira sambil menunduk takut.
"Enggak! Gak gitu cerita nya, jangan asal tuduh lo Dira!" sergah Rani yang berusaha menepis anggapan bahwa seolah dia lah yang bersalah.
Kepala sekolah bahkan ibu Lallu jadi berpandangan ke dua arah. Siapa yang salah di sini?
"Nak, jujur sama ibu ya" bujuk Alina lembut pada Putri nya.
"Dira benar" ucap Lallu singkat.
Lallu mengedikkan bahunya acuh "kalau gak percaya juga yaudah terserah apa hukuman nya, skorsing juga gapapa" Lallu tertawa remeh memandang sekitar.
Alina mendesah pelan "bu, saya sebagai perwakilan SMA Kante sekaligus orangtua dari Lallu minta maaf, saya akan mendidik Lallu lebih keras lagi" ucap Alina meminta permohonan maaf.
Hingga pada akhirnya masalah terselesaikan secara baik-baik. Namun tidak dengan tatapan Rani dkk pada Dira dan Lallu.
Lallu berjalan lebih dulu di banding ibu nya.
"Non Lallu" Dira berlari mengejar Lallu.
"Gue gak ke rumah, lo pulang sama ibu" ucap Lallu yang masih terus berjalan.
"Dira minta maaf non, karena Dira, non Lallu jadi terlibat" Dira merasa bersalah.
"Gue datang tanpa lo minta, ngapain lo minta maaf?" sewot Lallu pada Dira.
"Tapi kalau tadi Dira ngelawan mereka, non Lallu pasti gak akan terlibat di sini" Dira masih tetap merasa bersalah, hatinya seperti ada yang mengganjal.
"Ck, apaansih lebay banget sih lo. Gue kena kasus kayak gini bukan pertama kali.. Gausah berlebihan!" omel Lallu yang berjalan dengan jarak sekitar tiga meter dari ibu nya.
Dan tentu saja Alina mendengar percakapan mereka.
Yang perlu Alina syukuri saat ini adalah meskipun Lallu sering melanggar peraturan dan sering bersikap dingin padanya. Tapi Lallu selalu mengatakan hal yang jujur pada nya. Maka dari itu, kejujuran Lallu selama ini yang membuatnya semakin menyayangi putri cantiknya itu.
"Sana lo pulang bareng ibu" perintah Lallu pada Dira.
Dira mengangguk dan berjalan ke arah Alina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rules
Teen FictionPERINGATAN ⚠ [Dilema memilih] Berpacaran bukan karena sayang dari awal tapi mencoba untuk sayang hingga akhir. Tak ada hubungan bukan berarti tak memiliki perasaan, semua itu terjadi karena merasa masih ada perasaan terkunci dan tak saling jujur.