11. Tak terduga

1.2K 86 3
                                    

"Ya gue gamau aja, kakak gue main kenal orang asing gitu aja. Takutnya dia orang jahat" Lallu hanya mengatakan yang di lontarkan mulutnya saja.

"Yaampun cocwiiit banget sih, tumben pake embel 'kakak gue' sampai terharu nih gue" Andara berucap drama.

rules

Semua orang mendelik tajam ke arah Andara dan Lallu setibanya mereka di rumah. Bisa-bisa nya pergi selama itu, seisi rumah khawatir melihat mereka yang baru saja kembali menjelang senja.

"Dari mana, cucu nenek?" tanya Jena lembut pada Lallu dan Andara.

"Dari jalan-jalan nek" jawab Andara.

"Kemana?" timpal Alina mengintrogasi kedua anaknya.

"Ke makam ayah, abis itu ke mall, ke tempat kita kecil, banyak pokoknya tempat yang kita kunjungi" Andara berceloteh dengan riangnya.

"Dara gak lagi bohong kan sama ibu?" Alina memicingkan matanya mencari kejujuran di mata anaknya.

"Enggak kok bu" Andara menggeleng kuat.

Lallu hanya menyenderkan tubuhnya di sofa empuk dimana mereka sedang di introgasi saat ini.

"Kalian contoh Seyra, tau batasan waktu kalau pergi. Jadinya ibu gak khawatir kayak gini"

Lallu mengepalkan tangannya keras, lagi-lagi ibunya membandingkan nya. Lallu tak mengatakan apapun, ia hanya diam.

"Lallu benar apa yang dibilang kakak kamu?" Alina menatap Lallu lembut.

"Hm" ucap Lallu mengangguk pelan.

"Aku capek, mau istirahat" Lallu berdiri dari tempat nya, menatap semua yang ada di sana sekilas.

"Aku juga" Andara ikut berdiri mengikuti langkah adiknya.

"Nanti jam 8 turun, kita makan malam" ujar nenek.

Lallu dan Andara hanya mengangguk patuh, mereka naik menuju ke kamar.

"Untung tadi lo bisa di ajak kerjasama" Andara mendesah lega ketika di dalam kamar mereka.

"Gue bingung, kenapa ibu masih ngebandingin kita sama anak nya pak Tirta" Andara menyilangkan kakinya di atas kasur.

Lallu melirik kakaknya sekilas, ia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan kakinya.

Di dalam bath up Lallu memejamkan matanya, masih bertanya-tanya. Mengapa ibu hanya hidup dalam perbandingan? Bukankah itu hanya menyakiti hati seseorang saja?

Cukup lama ia berendam, sampai kakaknya menggedor kamar mandinya dan bertanya apakah ia di dalam sedang baik-baik saja.

"Llu, lo baik-baik aja kan di dalam?" tanya kakaknya dari luar pintu.

"Iya" Lallu menjawab singkat.

Karena bawelnya sang kakak membuatnya membilas tubuhnya dan cepat-cepat menyelesaikan mandinya.

"Parah! Gue kira lo kenapa-napa, ngapain sih lo di dalam?" tanya Andara heboh.

"Berendam" jawabnya seadanya.

RulesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang