Tak dapat di percaya bahwa Tama tak lagi mengenal dirinya. Atau memang dia memang benar-benar bukan Tama?
•rules•
Banyak sesuatu yang di pikirkan Lallu, mulai dari pergi nya Elang secara tiba-tiba, Tama yang berubah nama menjadi pria bernama Rakesh, dan hal aneh lain nya.
"Lallu" panggil seorang gadis dengan kepala tertunduk memainkan kuku-kuku jari nya.
Panggilan itu membuatnya menoleh untuk mengetahui siapa orang yang memanggilnya.
"Iya, ada apa?" sahut Lallu menatap wajah gadis itu seperti biasa.
"Maaf, gue menghindar dari lo. Padahal kan lo gak salah apa-apa, tapi malah lo yang kena tula nya" seru Sali merasa amat sangat bersalah karena terus menerus menghindari Lallu.
"Oh, lo menghindar?" sahut Lallu dengan tatapan bertanya.
Ya, sebenarnya Lallu menyadari bahwa Sali menghidari nya. Namun ia hanya berpura-pura tak tahu.
Sali menunduk dengan rasa bersalah "maaf Llu, gue ngaku salah" ucap Sali yang benar-benar menyesal.
Banyak siswa yang sudah mulai berhamburan keluar dari kelas nya, bahkan arah nya sangat random. Entah ada yang ke kantin, ke toilet, apel pacar bahkan hanya menetap di sisi lorong yang terdapat bangku hanya untuk memakan bekal bersama.
Saat ini Lallu berada di kantin, tempat biasa ia duduk dan Sali berdiri dengan rasa bersalahnya.
"Yaudah.. Duduk" perintah Lallu sambil mengedikkan kepalanya ke arah bangku kosong di hadapan nya.Wajah gadis di depan nya tampak sumringah, seakan mendapatkan hadiah yang di nanti kan.
"Lo mau pesan apa? Biar gue yang traktir" seru Sali cepat dengan senyum nya tak tertahankan.
Segelas jus mangga tiba-tiba mendarat di depan nya. Lallu serta Sali mendongak melihat siapa empu nya.
"Seenggak nya tetap sehat, walaupun udah gak sama ak.. Eh gue" ucapnya sambil terkekeh.
Lallu tertawa, ia yakin Sean sedang berusaha keras melupakan rasanya. Namun pria itu masih ingin terus memperhatikan nya.
"Iya, makasih ya.. Tapi jangan keseringan, nanti susah move on tau rasa!" balas Lallu dengan canda.
"Lagi proses hehehe" Sean menggaruk rambutnya yang tak gatal.
"Kalian putus? Seriously?" Sali menatap keduanya tak percaya, bahkan penghuni kantin pun sampai menoleh ke arah mereka.
Lallu bahkan Sean menatap nya tajam karena respon Sali yang berlebihan."Biasa aja kali" ucap Lallu sambil menyeruput jus mangga yang di berikan Sean untuk nya.
"Ya.. Kan terkejut gituu, perasaan baik-baik aja. Kenapa putus sih? Sayang banget" Sali menampilkan wajah kekecewaan nya sangat jelas. Yang seperti nya ia adalah shipper Sean-Lallu garis keras.
"Kalo sayang, lo aja yang pacaran" cibir Lallu sebal.
"Ihh lo utang cerita sama gue" rengek Sali sambil memanyunkan bibirnya sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rules
Teen FictionPERINGATAN ⚠ [Dilema memilih] Berpacaran bukan karena sayang dari awal tapi mencoba untuk sayang hingga akhir. Tak ada hubungan bukan berarti tak memiliki perasaan, semua itu terjadi karena merasa masih ada perasaan terkunci dan tak saling jujur.