30. Pendekatan

965 66 9
                                    

Saat ia kembali, di lihatnya Elang sedang mengenakan jaket jeans nya dengan tubuhnya yang masih lemah.

"Loh mau kemana?" tanya Lallu mendekat ke arah Elang.

•rules•

Hendak bersiap untuk pergi dari kamar Lallu meski dengan tubuh yang masih lemah.

"Mau kemana? Hm?" tanya Lallu mensejajarkan tubuhnya dengan Elang.

"Makasih ya udah nolong gue, gue banyak hutang Budi sama lo. Gue janji bakal balas itu nanti" ucap Elang sambil menyentuh kepala Lallu lembut.

Lallu memasang wajah sedihnya "tapi lo belum sehat, istirahat dulu aja. Gue gak akan ganggu deh, janji!" Lallu menunjukkan dua jari nya.

Elang tertawa pelan "ini sifat asli lo ya?" seru Elang dengan kepala sedikit menunduk mensejajarkan tinggi nya dengan Lallu ditambah tatapan meneliti.

"Ck, apaan sih! Gajelas banget" sentak Lallu cepat.

Elang tertawa terbahak-bahak, begitu lucu sifat gadis di hadapan nya ini. Seperti memiliki dua sifat dalam satu waktu yang langka.

"Gue pergi ya" pamit Elang berjalan ke arah pintu keluar.

Lallu hanya memandang punggung pria itu yang mulai menjauh. Dengan langkah cepat Lallu berlari mengambil kunci mobil di atas nakas dan mengejar kemana Elang pergi.

"Gue antar lo sampai rumah! Gaboleh komentar" di genggam pula tangan Elang yang masih terasa suhu panas tubuhnya.

Bagaimana bisa pria ini berpura-pura kuat pergi sendiri tanpa siapapun di samping nya.

Lallu membawa Elang ke dalam mobilnya, bahkan dengan sigap ia memasang seatbelt pada Elang.

"Kalau misalkan nanti Falsaa liat, bilang gue minta maaf. Gue gabisa biarin lo pingsan di tengah jalan" ucap Lallu mulai menyalakan mobil.

"Kenapa harus minta maaf?" tanya Elang dengan nada lemah.

"Karena gue bawa nginap dan antar pacarnya" ucap Lallu mulai menjalankan mobil nya.

"Gue gak pacaran sama Falsaa" jawab Elang menggeleng dengan polosnya.

"Gue yang harus minta maaf sama pak ketu, karena sekarang pacarnya lagi sama gue" Elang terkekeh pelan dengan mata sayu.

"Mantan" ralat Lallu cepat.

Elang mengercit tak percaya,  apakah dirinya salah dengar?

"Kok bisa?" tanya Elang masih tak percaya.

"Bisa lah" jawab Lallu ketus.

"Gue selalu ngeliat hubungan kalian baik-baik aja" ungkap Elang yang masih tak mengerti dengan hubungan keduanya yang kandas begitu saja.

"Dia terlalu baik" ucap Lallu.

Elang berdecih "alasan macam apa, jijik dengarnya! Mana ada alasan kayak gitu" cibir Elang pada Lallu.

Lallu langsung tertawa terbahak-bahak mendengar cibiran Elang padanya.

"Bingung sama cewek zaman sekarang, sukanya sama fu*k boy" Elang menyandarkan kepalanya dan tertawa pelan terheran-heran.

RulesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang