Prolog

414 20 0
                                    

"Aku juga punya rahasia, tapi tak mampu menceritakannya. Meski jauh di dalam jiwa, aku lelah membawanya sendirian seperti orang gila."

🍁

Namanya Pranata, sering dipanggil Nata. Dia ingat tempat yang sekarang menjadi pijakannya, tempat di mana semua kenangan itu di mulai dengan hal yang begitu indah. Senyuman terukir, bukan sebuah senyuman manis yang bisa membuat semua gadis menjerit sangking indahnya. Melainkan sebuah senyuman getir, karena tempat itu adalah tempat yang tak seharusnya ada dalam kenangan juga memorinya.

Nata ingat dulu--sebelum dirinya ditinggal sendirian dalam dunia yang kejam--dia suka bermain papan jungkat-jungkit dengan seorang gadis dengan manik sehitam jelaga. Gadis itu bertubuh cukup kurus, sama sepertinya jadi saat dia bermain maka papan jungkat-jungkit akan jadi seimbang. Tapi setelah semuanya pergi, dia hanya bisa menaiki papan jungkat-jungkit tanpa bisa bermain dan membawanya terbang cukup tinggi. Dia hanya diam, menatap sisi lain dari papan jungkat-jungkit sambil membayangkan kalau ada gadis itu di sana sedang tertawa untuknya.

Nata juga ingat saat sudah bosan bermain papan jungkat-jungkit, dia dan gadis itu akan bermain ayunan. Gadis itu akan memekik, antara tertawa riang juga tertawa takut. Entahlah, gadis itu aneh. Gadis itu bisa tertawa karena riang, juga bisa tertawa karena takut. Tapi Nata suka mendengarnya, dia ikut memekik riang dan mengayunkan kakinya sampai ayunan membawanya terbang begitu tinggi. Tapi lagi, setelah semuanya pergi dia hanya akan datang ke taman bermain dan duduk diatas ayunan sambil menatap lurus jalanan. Berharap dalam hati, semoga gadis itu akan datang dan melambai dengan wajah berserinya lagi.

Dunia itu berputar, katanya. Hari-hari berat akan berlalu, sama seperti badai yang akan tergantikan oleh pelangi yang amat cantik di antara langit biru di atas sana. Tapi sejauh ini, Nata belum pernah melihat yang namanya pelangi. Karena setelah dia pelajari lagi, pelangi tercipta karena adanya bias antara cahaya matahari dan uap air hujan hingga menciptakan pelangi. Dan malangnya, Nata telah kehilangan mentarinya.

Nata masih menunggu di sana, berharap mentarinya datang dan kembali memberikan cahaya untuk dunianya yang telah berubah jadi begitu redup. Hanya saja ketika mentarinya telah kembali, bukan hanya dunianya yang berubah tapi mentarinya juga telah berubah. Mentarinya jadi begitu asing, tak sehangat dulu bahkan penuh tanda tanya dalam benaknya tentang Nata.

Mata itu tak lagi menatap berseri, tapi menatap redup antara takut juga kebingungan. Nata telah kehilangan dunianya, semua yang telah dia lakukan tak ada artinya. Penantiannya jadi sia-sia, dia pikir dunianya telah mengalami kiamat dan semuanya telah berakhir dengan kepedihan yang teramat. Tapi, gadis itu tak mau mengakhiri semuanya begitu saja. Dia pikir, semuanya bisa di mulai dari awal lagi.

"Aku bisa berbagi rahasia tentangku padamu, begitupun kau yang bisa berbagi rahasia padaku."

"Kenapa?"

"Karena aku percaya padamu, kau bilang... kita teman masa kecil, 'kan?"

Nata hanya diam, belum berniat untuk menjawab. Lidahnya terasa kelu, suaranya tercekat. Hanya ada suara berisik dari ngengat musim panas, pun suara gemerisik dedaunan yang diterpa angin. Musim panas tahun ini jadi berbeda, tak lagi jadi musim panas menyedihkan yang begitu sepi untuk Nata. Hanya saja, semuanya jadi begitu membingungkan. Dia pikir, dia bisa berbagi rahasia dengan mentarinya yang telah lama menghilang ini. Tapi sayang, rahasianya terlalu memalukan untuk dibagi bersama mentarinya.

Coming Soon
A Secret




By
~alenaxwahyuni~

Note : ini angst, jadi yg gak suka silakan tinggalkan lapak 😉
Btw, ini cerita udah lama ngendap di draft huhu. Ceritanya aku tulis jauh sebelum lagu BTS Seesaw yang Suga nyanyiin 😊 i'm so proud of my lil meow meow 😙 and all of my Idol (BTS 💜)

The SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang