Just a smile and the rain is gone, can hardly belive it,
There's an angel standing next to me, reaching for my heart.
...
"Jisung-ie... kau ada dimana? Kenapa belum pulang sampai sekarang?"
Remaja muda yang dipanggil 'Jisung' itu menghela nafasnya dengan lelah. Kakak sepupunya yang bernama Kim Doyoung itu memang sangat cerewet.
Jisung bahkan hanya baru terlambat 2 menit dari jam pulangnya yang biasa. Namun terhitung sudah 50 missed call di ponselnya yang tentu saja berasal dari Namja bermarga Kim itu.
"Aku masih di halte sekolah, Hyung. Disini hujan dan sulit untuk menemukan sinyal. Aku akan langsung pulang saat hujannya sudah mereda nanti." Jisung mendekatkan ponsel pada telinganya. Suara hujan terdengar semakin deras dan membuatnya tak bisa mendengar apapun perkataan Doyoung.
"Apa Hyung perlu menjemputmu? Kenapa tidak ada taksi sama sekali yang lewat?" Nada bicara disebrang sana mulai terdengar khawatir.
Tentu saja, siapa yang tidak khawatir jika adikmu belum pulang dari sekolahnya? Dan parahnya sedang terjadi hujan deras. Itu benar-benar malapetaka.
"Menurutmu apakah akan ada taksi yang lewat disaat hujan sederas ini? Tak akan ada, Hyung." Jisung kembali menghela nafasnya. "demi tuhan, Hyung. Aku sudah 17 tahun. Aku bukan anak kecil yang akan menangis jika melihat hujan deras."
"Eomma mu menitipkanmu padaku, Jisung-ah. Jika aku tak menjaga amanatnya dengan baik dan jika dia tahu kau terluka maka aku yang akan mati!" suara Doyoung meninggi diakhir kalimat. Membuat Jisung yang sedari tadi hanya mendengarkan jadi terkejut.
"Pokoknya Hyung tak perlu menjemputku. Aku janji tak akan kemana-mana dan langsung pulang setelah hujannya reda." Jisung berkata dengan mantap.
"Baiklah. Aku akan pegang janjimu. Hati-hati di jalan ya,"
"Ne Hyung." Jisung pun memutuskan panggilan itu terlebih dahulu.
"Huft, dia itu laki-laki atau perempuan sih? Kenapa cerewet sekali." Jisung mengerucutkan bibirnya.
"Baik Eomma, aku akan segera kembali setelah hujan mereda."
Jisung menoleh saat mendengar sebuah suara dalam namun sangat lembut yang terdengar mengalun di telinganya.
Seperti sebuah melodi.
"Iya, aku akan membawakan pesanan Eomma, tenang saja." Lelaki manis itu mengangguk lucu. Membuat poninya yang cukup panjang terayun dengan manis.
Jisung langsung membeku saat melihatnya.
Menurutnya, wujud lelaki itu sulit digambarkan dengan kata-kata. Ia begitu indah dengan postur tubuhnya yang tinggi walaupun tidak lebih tinggi darinya, suaranya yang sangat manis dan menenangkan, dan jangan lupakan wajah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Sight
Fanfiction"Cinta pada pandangan pertama bukanlah hal yang mustahil dalam kehidupan," Park Ji Sung × Na Jae Min [Bahasa]