I think my love was overrated
...
Jisung menghela nafasnya kasar.
Ponselnya sejak tadi sama sekali tidak berhenti berdering. Terhitung sudah 34 missed call dari kontak dengan nama ‘Nana Hyung-ie’
Jujur saja itu menganggu belajarnya. Masa bodo dengan Jaemin yang akan khawatir disebrang sana.
“Jisung-ah! Jaemin menelpon!”
Mendengar teriakan Hyung-nya dari arah bawah, Jisung hanya memutar bola matanya malas. “Abaikan saja, Hyung! Aku sedang belajar.”
Doyoung mengerutkan dahinya. Bukankah biasanya Jisung akan sangat bersemangat jika membahas sesuatu tentang Jaemin? Kenapa sekarang malah ketus begitu?
“Rasakan! Kali ini Hyung yang harus membuktikan rasa cintamu padaku.” Jisung bergumam pelan.
Saat sedang sibuk meneliti rumus-rumus di bukunya, samar-samar Jisung mendengar suara bel dari bawah.
‘Paling hanya tetangga yang membagi makanan.’ Pikirnya.
Namja 17 tahun itu kembali fokus dengan kegiatan belajarnya. Sampai-sampai ia tak menyadari bahwa Namja manis yang sejak tadi ia abaikan sudah masuk ke dalam kamarnya dan menatap punggungnya dengan nanar.
“Jisung-ie,”
Jisung tersentak. Baru saja ia hendak membalikkan badannya dan menoleh, Jaemin sudah lebih dulu menubrukkan diri dan memeluknya dengan erat dari belakang.
Jisung bisa merasakan kaus bagian belakangnya basah. Jaemin menangis.
Tidak, ia tidak berpikir sejauh ini. Tidak ada niatan dalam dirinya untuk membuat Jaemin menangis.
Segera saja ia berbalik dan menghadap Jaemin. Tangannya terangkat untuk menangkup wajah manis yang sudah sembab itu.
Jaemin menatapnya dengan mata rusanya yang berkaca-kaca.
“Hiks... Jisung-ie, kau tidak bisa melakukan ini padaku.” Jaemin terisak. “aku tak bisa kau diamkan seperti ini.”
Hati Jisung terasa sangat sakit mendengar isakan itu. Ia merasa menjadi orang paling buruk di dunia karena membuat kekasihnya sendiri menangis.
“Maaf Hyung,” Jisung menyatukan dahinya dan Jaemin. “maafkan aku.”
“Hiks... aku yang harusnya minta maaf. Aku tahu aku salah.” Jaemin mengenggam erat tangan Jisung yang ada di pipinya. “Hyunjin sudah memberitahukan semuanya padaku.”
Jisung tersenyum tipis dan mendekat untuk mengecup singkat bibir Jaemin.
Cup
“Jika Hyung sudah mengerti, maka aku mohon jangan ulangi lagi. Aku merasakan sakit yang sama saat melihatmu bersama Jeno Sunbae tadi.”
Bukannya berhenti, tangisan Jaemin malah makin keras begitu mendengar perkataan Jisung.
“HIKS! Aku minta maaf, Jisung-ie, aku benar-benar orang yang buruk. Aku menyakiti perasaanmu, hiks,”
Jisung panik tentu saja. Ia tak pernah melihat Jaemin menangis sampai tersedu-sedu seperti ini.
“Hyung, sudahlah. Aku tak apa-apa. Sungguh.” Jisung menatap wajah manis yang masih tersedu-sedu itu. Ibu jarinya bergerak mengusap air mata yang sejak beberapa menit belum juga berhenti mengalir deras.
“T-tapi, hiks... aku bukan kekasih yang baik untukmu, Jisung-ie,”
Jisung mendekatkan wajahnya, dan mengecup lama kening Jaemin. Membuat isakan Jaemin berangsur hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Sight
Fanfiction"Cinta pada pandangan pertama bukanlah hal yang mustahil dalam kehidupan," Park Ji Sung × Na Jae Min [Bahasa]