Belive me just for one more time
...
Masih 30 menit sebelum bel masuk berbunyi, Jisung menyempatkan diri untuk membereskan lokernya yang bisa dibilang cukup berantakan.
Baru saja membuka pintu loker, Namja 17 tahun itu hampir saja terlonjak kebelakang saat melihat kondisi lokernya yang cukup mengenaskan.
"Astaga... kapan terakhir kali aku membereskannya?" Jisung bergumam sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Matanya menerawang keatas. Memikirkan kapan terakhir kali ia merapihkan lokernya itu. "kurasa sudah sebulan yang lalu." Gumamnya.
Kalian mau tahu bagaimana kondisi loker kekasih Na Jaemin itu?
Buruk.
Buku-buku yang berserakan, seragam olahraga yang terlihat kusut, dan jangan lupakan sepatu olahraganya yang sudah kotor karena terkena tanah.
Jisung menepuk dahinya dengan frustasi. "Maafkan aku karena kau harus melihat sesuatu seperti ini, Hyung-ie." Tangannya beralih mengusap foto Jaemin yang ada di bagian dalam pintu lokernya.
"Come on, Park Jisung! Kau harus membereskan semua ini." Diawali dengan menyemangati dirinya sendiri, Jisung langsung memulai kegiatan bersih-bersihnya.
Dimulai dari merapihkan buku-bukunya, melipat kembali seragamnya hingga rapih, dan juga mengelap sepatunya dengan kain basah. Dia juga mengelap beberapa sisi loker yang berdebu.
Butuh waktu 20 menit bagi Jisung untuk menyelesaikan semua tugas melelahkan itu. Kini bel masuk hanya akan berbunyi 10 menit lagi. Jisung memilih untuk kembali ke kelas dan bersantai di bangkunya. Kondisi kelas sudah lebih ramai dibandingkan saat ia datang tadi.
"Hah... lelahnya," Sembari menetralkan nafasnya, anak itu menyandarkan punggungnya di sandaran kursi sambil memejamkan matanya. "tapi syukurlah lokerku sudah bersih."
Meresapi ketenangan dengan mata terpejam, Jisung berusaha menulikan telinganya dari kebisingan di kelas. Saat ini hanya ada ketenangan, dan dirinya.
"Hei Jisung-ah. Kau sudah mengerjakan PR fisika?" sebuah suara mengintrupsi ketenangan Jisung. Membuat Namja 17 tahun itu membuka matanya dan menatap datar pada sosok yang duduk didepannya.
"Sudah. Kenapa? Kau mau menyontek... Daehwi-ya?"
Sosok bernama Daehwi itu mencebikkan bibirnya. "Hei, aku hanya mengingatkan saja tahu! nanti kau malah panik sendiri kalau tak mengerjakan."
Jisung melambai-lambaikan tangannya diudara mengisyaratkan sesuatu. "Sudah, tak usah perdulikan aku. Lanjutkan kegiatanmu saja."
Lagi-lagi Daehwi mencebikkan bibirnya. "Cuek sekali. Kudoakan kau tak akan punya pacar!" setelah meneriaki Jisung, Namja imut itu langsung berbalik kembali ke depan. Melanjutkan kegiatannya yang tadi sempat terhenti.
Jisung memutar bola matanya malas. "Aku sudah punya asal kau tahu saja." Gumamnya.
Mengabaikan perdebatan singkat tadi, Jisung kembali ke acara istirahat singkatnya. Masih ada waktu sekitar 6 menit lagi sampai bel masuk. Tidur sebentar pasti akan cukup untuknya.
Lebih baik ia menemui Jaemin-nya di dalam mimpi daripada mengurusi hiruk pikuk kelas yang tidak ada habisnya.
"Jaemin Hyung-ie... tunggu aku ya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
First Sight
Fanfiction"Cinta pada pandangan pertama bukanlah hal yang mustahil dalam kehidupan," Park Ji Sung × Na Jae Min [Bahasa]