Stay with me, don't fall asleep too soon, the angels can't wait for a moment
...
Hyunjin membelalakkan matanya saat melihat seseorang yang baru saja melintas di pikirannya kini ada dihadapannya.
'No! Kenapa dia harus muncul di saat yang tidak tepat seperti ini?'
“Ah, Jen. Tidak ada. Aku hanya sedang bersantai disini.” Namja Hwang itu terkekeh kikuk. Bingung memikirkan apa yang harus ia jadikan alasan pada Jeno.
“Aku barusan berpapasan dengan Jaemin didepan. Dia terlihat sangat bahagia. Apa kau tahu penyebabnya?” Jeno mendudukkan dirinya diatas sofa tempat Jaemin duduk tadi dan menatap Hyunjin.
Hyunjin menukikkan alisnya tajam ‘Tidak! Jeno tidak boleh tahu apapun tentang Jaemin dan Jisung. Dia hanya akan menjadi penganggu.’ Pikirnya.
“Aku tak tahu. saat datang tadi dia juga sudah seperti itu. Sepertinya kepalanya terbentur dinding tadi.” Hyunjin melipat kedua tangannya didepan dada. Berusaha memasang ekspresi setenang mungkin agar tak terlihat mencurigakan.
“Aneh, tak mungkin Jaemin bisa sebahagia itu tanpa alasan. Terlebih dia sampai meloncat-loncat tadi. Aku jadi takut terjadi sesuatu.”
‘Ya, memang sudah terjadi sesuatu dan pelakunya adalah bocah berinisial Park Jisung. Jangan berani-berani kau campuri urusan mereka jika kau masih ingin hidup tenang, Lee!’ ancam Hyunjin dalam batinnya.
Jujur saja, jika ia bisa mengatakannya langsung, maka ia akan langsung meneriaki kalimat itu didepan wajah Jeno. Tapi sayangnya tak bisa. Jeno juga sahabatnya.
“Sudahlah, tak usah urusi urusannya.” Namja Hwang itu memasang raut serius agar Jeno percaya dan berhenti bertanya tentang Jaemin.
“Tapi... kenapa kau ada disini? Tak biasanya kau datang ke sekolah. Bukankah kau harusnya ada di kampus?” Hyunjin mengalihkan topik pembicaraan.
Jeno menoleh dan tersenyum sekilas. “Entahlah, aku merindukan sekolah ini. Banyak kenangan indah untukku disini. Hanya ingin bernostalgia saja.”
Melihat senyum yang terpampang di wajah Namja Lee itu, Hyunjin mengerutkan dahinya. “Kenangan indah?”
Seketika eye smile milik Jeno terlihat saat Namja itu terkekeh pelan. “Ya, bersama sahabatku... dan juga Jaemin.”
Garis rahang Hyunjin mengeras begitu mendengar kalimat yang Jeno ucapkan. Ia sudah tahu kemana arah pembicaraan ini.
“Kenapa nama Jaemin kau pisahkan dari konteks sahabatmu? Apa ia bukan sahabatmu?” tatapan penuh selidik Jeno dapatkan dari pemuda berkulit putih disebelahnya. Namun Namja Lee itu hanya tersenyum singkat.
“Kau cukup peka untuk mengetahui tentang apa yang aku maksud, Hyunjin-ah.”
Perasaan Hyunjin mulai tak enak. Perkataan Jeno seketika membuatnya merasa tidak tenang. ‘Tidak lagi. Kau tak bisa menyakiti hati Jaemin untuk kesekian kalinya. Sudah cukup.’ Batin Hyunjin.
Perasaan khawatir mulai menyeruak dalam dirinya begitu mengetahui maksud Jeno. Ia tahu perasaan Namja itu pada Jaemin mulai muncul kembali seperti dulu.
Jeno akan mencoba mengambil Jaemin kembali cepat atau lambat.
‘Maaf Jeno, kali ini tak akan ada kesempatan untukmu. Hati dan perasaan Jaemin sudah bukan milikmu lagi.’
Hyunjin sudah bertekad dan berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan menjauhkan Jaemin dari Jeno. Jaemin hanya akan tersakiti jika bersama Namja Lee itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Sight
Fanfiction"Cinta pada pandangan pertama bukanlah hal yang mustahil dalam kehidupan," Park Ji Sung × Na Jae Min [Bahasa]