I wonder how, I wonder why
...
“Shit!” Hyunjin membalikkan tubuhnya. Membelakangi tembok agar tidak ada salah satu dari Jaemin maupun Jeno yang bisa melihatnya.
‘Mereka... berciuman? What the hell is that?!’
Hyunjin menerawang dalam pikirannya. Setahunya, sejak kecil ialah yang bersahabat paling dekat dengan Jaemin. Dan ia sangat tahu bahwa Jaemin sama sekali tak memiliki hubungan apapun dengan Jeno sejak dulu.
Tapi sekarang? mereka bahkan baru bertemu kembali setelah bertahun-tahun dan sudah berciuman?!
Hyunjin rasanya ingin menenggelamkan diri di sungai Han sekarang juga. Ia tak bodoh, ia tahu pergaulan di Jerman tidak sebebas di Amerika maupun Inggris sana. Dan ia juga sangat paham dengan Jeno yang tidak mudah terpengaruhi akan suatu hal.
Tapi bagaimana Jeno bisa mencium sabahatnya sendiri?
Hyunjin khawatir, sungguh.
Ia khawatir dengan nasib Jisung setelah ini. Anak itu terlalu mencintai Jaemin. Dan jika sampai Jaemin memiliki sebuah hubungan dengan Jeno dan Jisung mengetahuinya,
Ia akan tamat.
“Tidak, semua ini tidak seharusnya terjadi.” Hyunjin menggumam. “mereka berdua tak boleh memiliki hubungan apapun,” Hyunjin menggeleng.
Setelahnya, tanpa menengok kembali kearah dua orang yang masih duduk di bangku taman, Hyunjin bergegas berlari kembali kearea parkiran. Menurutnya mungkin saja mobilnya sudah dibetulkan sekarang.
Dan benar saja, saat sampai di parkiran ia melihat Han yang sedang mengobrol dengan seorang tukang bengkel yang sedang membetulkan bannya.
“Han! Apa sudah selesai?” Hyunjin terengah-engah. Jelas saja, ia berlari dari taman sampai ke sini.
“Wow, kenapa buru-buru sekali, bro? Katamu kau akan mencari Jaemin? Dimana dia?” Han melirik sekilas ke belakang bahu Hyunjin.
Kosong. Tak ada seorangpun dibelakangnya.
Tiba-tiba, kejadian yang tadi kembali melintas dalam pikiran Hyunjin. Membuatnya bergidik ngeri sekaligus merinding. “Dia sedang ada urusan.” bohongnya.
“Ya sudah, ini mobilmu. Sudah selesai katanya.” Han mengarahkan dagunya kearah mobil sport itu. “pulang sana.”
“Oke,oke,” Hyunjin memutar bola matanya malas dan mengambil kunci mobilnya dari jaket. “titip salamku untuk Felix dan Seungmin ya,”
Han tersenyum singkat dan mengangguk. “Pastinya.” Ucapnya sambil mengacungkan kedua ibu jarinya.
Hyunjin tertawa pelan lalu melajukan mobilnya setelah melambaikan tangannya pada Han.
Ada hal penting yang harus ia bicarakan pada Jisung untuk sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Sight
Fanfiction"Cinta pada pandangan pertama bukanlah hal yang mustahil dalam kehidupan," Park Ji Sung × Na Jae Min [Bahasa]