Give me something to remember, baby put your lips on mine
..."Jisung-ie,"
Sudah 15 kali Jaemin mencoba memanggil pemuda yang terus berjalan tanpa menghiraukan panggilannya itu. Ia tak mendapatkan jawaban sama sekali.
'Kenapa Jisung mengabaikanku?'
Jaemin sedikit panik begitu melihat Jisung hampir menghilang dibelokan koridor sekolahnya. Segera saja ia mempercepat langkahnya dan mencoba mengejar Jisung.
"Nah," Jaemin tersenyum lebar begitu berhasil menangkap salah satu lengan Jisung dalam genggamannya. "kena, Jisung-ie."
Namun senyuman itu tak bertahan lama. Digantikan dengan tatapan sendu dan penuh tanya begitu Jisung menghempaskan tangannya seolah tak ingin disentuh.
"Kenapa, Jisung-ie?" Jaemin berujar lirih. Jujur saja hatinya sakit melihat Jisung mengabaikannya dan bersikap dingin seperti ini.
"Maaf, Hyung. Aku tak bisa ikut latihan hari ini. Tolong sampaikan itu pada Hyunjin Hyung." Dingin. Mungkin itulah kalimat yang menggambarkan ekspresi dan intonasi bicara yang Jisung lontarkan.
Setelahnya, tanpa menoleh sedikitpun pada Jaemin, ia kembali berjalan menuju kantin sekolah. Meninggalkan Namja manis yang masih mematung itu.
"Apa salahku?"
"Hyunjin~" Jaemin mendobrak pintu ruang club dance dengan keras dan berlari menghampiri Hyunjin dengan wajah merengeknya yang bisa dibilang cukup menggemaskan itu.
"Apa?" Hyunjin menoleh sejenak. Setelahnya ia kembali pada acara membaca Webtoon yang memang sudah ia lakukan sejak tadi.
Seolah tak perduli dengan rengekan Jaemin karena ia sudah tahu apa yang menyebabkan Namja manis itu merengek seperti ini.
"Jisung-ie mengabaikanku..." kedua netra madu itu mulai berkaca-kaca. Sepertinya diabaikan oleh Jisung berpengaruh cukup besar pada pengendalian emosinya.
"Tentu saja dia marah. Dia tahu bahwa kau dan Jeno ada sebuah hubungan."
Jika Jisung ada disini, mungkin ia sudah mengutuk Namja Hwang itu karena mulut embernya. Karena memang Hyunjin dan mulutnya adalah sesuatu yang sangat berbahaya dan tak bisa menyimpan rahasia.
"Hubungan?" Jaemin yang tadinya sudah hendak menumpahkan air matanya malah jadi menatap heran pada Namja berkulit putih itu. "hubungan apa? Aku dan Jeno hanya berteman."
Hyunjin mendecih. "Jangan bohong, Jaemin-ah. Seseorang kemarin mengatakan padaku bahwa kau dan Jeno berciuman di taman belakang." Dia memang mengatakan pada Jaemin untuk tak berbohong. Namun dia sendiri tak mau jujur tentang fakta lainnya.
Jaemin melebarkan matanya. 'Apanya yang berciuman?!'
Mendengar pernyataan Hyunjin itu, Jaemin mengusap wajahnya kasar. Sepertinya ada kesalah pahaman yang terjadi disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Sight
Fanfiction"Cinta pada pandangan pertama bukanlah hal yang mustahil dalam kehidupan," Park Ji Sung × Na Jae Min [Bahasa]