Come here close, forget the world outside
...“Ayo cepatlah, Jisung-ie! Kau bilang kita akan jalan-jalan hari ini!”
Jaemin sepertinya sudah mulai frustasi untuk membangunkan Jisung yang masih setia menempel pada ranjang dan bantal.
Sudah sejak 15 menit yang lalu ia menggoyang-goyangkan tubuh pemuda itu namun tidak mendapat respon yang berarti.
Menyebalkan sekali, padahal ia sudah rapih sejak tadi.
“Ini masih pagi, Hyung-ie. Lotte World belum buka.” Jisung mengambil bantal untuk menutupi telinganya. Berharap benda itu dapat meredam teriakan-teriakan Jaemin yang memekakkan telinganya.
Hell ini baru jam 6 pagi! Siapa juga yang mau jalan-jalan ke taman bermain di jam segini?
“Baiklah, jika kau tak mau bangun, maka aku akan pulang sekarang juga.” Namja manis itu mengancam. Kaki panjangnya berjalan menuju sofa untuk mengambil tasnya. Bersiap-siap untuk pulang ke rumah.
Jisung mengerang frustasi dan langsung bangkit berdiri begitu melihat Jaemin mulai berjalan menuju pintu keluar. Untung saja ia sempat menahan lengan Jaemin sebelum Namja manis itu benar-benar keluar.
“Oke, aku akan siap-siap. Hyung jangan pergi dan tunggulah disini. Jangan pergi oke?” Jisung menarik bahu Jaemin agar Namja itu mau menatapnya. Namun yang ia dapatkan malah Jaemin yang membuang wajahnya kesamping dengan raut yang memberengut lucu.
Benar-benar menggemaskan sekali.
Jisung tersenyum tipis. Wajahnya maju mendekat untuk mencuri satu kecupan pagi dari bibir itu.
Cup
“Hyung belum memberiku Morning Kiss.” Bisiknya.
Jaemin hanya diam sambil mengerucutkan bibirnya. “Tidak ada Morning Kiss untukmu.” Desisnya.
Jisung tentu saja mengerti bahwa si manis didepannya ini sedang merajuk. Ia tak ambil pusing, toh akan mudah membuatnya untuk senang kembali.
Jaemin adalah orang yang mudah dibujuk asal kalian tahu saja.
“Baiklah, kalau begitu kita tidak jadi jalan-jalan.” Jisung melipat tangannya dan membelakangi Jaemin.
Walaupun tak melihat, ia tahu pasti bagaimana raut wajah Jaemin saat ini.
Raut tak terima dan kesal.
“Ish, kau menyebalkan sekali sih!” Jaemin berjalan mengitar hingga kini kembali berhadapan dengan Jisung yang hanya tersenyum tipis menatapnya.
Cup
Dengan secepat kilat, lengan Jaemin kini sudah mengalung sempurna di leher Jisung. Tentunya dengan bibir keduanya yang sudah saling memangut lembut.
Ini adalah salah satu pembuktian bahwa Jaemin adalah tipe orang yang akan melakukan apapun agar keinginannya terpenuhi. Sekalipun harus mengalahkan egonya sendiri, Namja manis itu tak masalah.
Toh mencium Jisung bukan hal yang buruk. Ia menyukainya.
Setelah tautan itu terlepas, Jisung tersenyum dan mengecup singkat kening sang kekasih. Sementara yang diperlakukan seperti itu hanya bisa memejamkan matanya. Rasa nyaman seketika menyeruak dalam hatinya begitu mendapat perlakuan lembut dari Namja yang lebih muda.
Ia merasa sangat istimewa.
“Sudah, sana mandi. Kau bau.” Jaemin melepaskan lengan Jisung dari pinggangnya dan mendorong pelan Namja itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Sight
Fanfiction"Cinta pada pandangan pertama bukanlah hal yang mustahil dalam kehidupan," Park Ji Sung × Na Jae Min [Bahasa]