[I Hate Him]

1.7K 205 7
                                    

The reality's hurt me

...

"Terima kasih untuk hari ini, Hyung. Aku pulang dulu," Chenle tersenyum lebar pada Jaemin yang masih memegang erat tangannya—sepertinya Namja manis itu tidak rela jika ia pergi.

"Lele sudah mau pergi? Kenapa tidak lebih lama disini?" dapat terlihat raut sedih yang teramat di kedua mata Jaemin. Pasalnya, ia sangat menyukai Chenle. Anak itu terlihat sangat imut dimatanya.

"Baba sudah menungguku dirumah. Nanti dia mengomeliku jika aku pulang terlambat." Ucap Chenle. Tangan kecilnya balik menggenggam tangan Jaemin.

"Hyung-ie, sudahlah, biarkan Chenle-ssi pulang. Kan nanti kalian bisa bertemu lagi," Jisung mendekat dan melepaskan genggaman Jaemin dari tangan Chenle.

Ia dan Hyunjin pun sudah menghela nafas beberapa kali sejak tadi karena melihat kelakuan kekanakan Jaemin.

Sifat Jaemin kembali sama seperti awal bertemu dengan Jisung dulu.

"Biarkan Chenle pulang, Na." Titah Hyunjin.

"Baiklah," Jaemin dengan berat hati melepaskan genggamannya dari tangan Chenle—mendatangkan senyuman kecil dari yang lebih muda itu. "Lele hati-hati di jalan ya,"

Chenle mengangguk. Ia maju selangkah untuk memeluk Jaemin dengan erat sebelum pulang.

"Hyung cepat sembuh ya, Lele akan senang jika bisa bermain dengan Hyung lagi,"

"Hyung cepat sembuh ya, Lele akan senang jika bisa bermain dengan Hyung lagi,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jaemin-ah!"

Jaemin menoleh saat mendengar seseorang tiba-tiba saja berteriak dari ambang pintu kamar inapnya.

Lee Jeno berdiri disana dengan raut panik yang amat sangat terlihat di wajah tampannya.

Bruk

Namja Lee itu langsung saja menerjang memeluk Jaemin dengan erat—mengabaikan atensi Jisung yang menatap tajam padanya dari sofa di sudut ruangan.

"Kau tahu seberapa khawatirnya aku huh?"

Jaemin tersenyum singkat. Segera ia melepaskan diri dari pelukan Jeno sebelum hal yang tidak ia inginkan terjadi lagi.

"Aku baik-baik saja, Nono-ya." ucapnya. "lihatlah, aku sudah sehat."

"Tapi tetap saja aku khawatir," Jeno mencebikkan bibirnya. Tangannya terangkat untuk mengusap pipi Jaemin dengan gerakan yang sangat lembut—membuat aura gelap diujung ruangan semakin pekat.



"EKHM!"

Jeno terlonjak—begitu juga dengan Jaemin. Buru-buru ia melepaskan tangan Jeno sebelum Jisung semakin kesal.

Jisung berdiri dari duduknya dan melangkah kearah mereka berdua dengan langkah berat—jangan lupa dengan wajahnya yang sudah tertekuk suram itu.

First SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang