You all That i need, you all that i want, baby i need you, just love me now.
...
Jaemin hanya bisa memejamkan matanya rapat-rapat saat merasakan bibir Jisung yang bergerak diatas bibirnya.
Entahlah, pikirannya sudah sangat blank saat ini. Bahkan ia tak bisa berpikir jernih tentang apa yang sebenarnya terjadi.
Selang beberapa menit, Jisung menjauhkan wajahnya dan menatap Jaemin dengan tatapan yang sangat sulit untuk diartikan.
“Sudah cukup, Hyung. Aku tak bisa menahan semua ini lagi.” Jisung mengerang frustasi.
Terlihat jelas bahwa anak itu sudah cukup lelah menahan semua perasaannya selama ini. Sejak awal ia sudah sadar bahwa Jeno adalah bahaya terbesar untuknya.
Terlepas dari kesalahpahaman yang terjadi, Jisung sebenarnya sudah sadar jika Jeno ingin mendapatkan Jaemin kembali.
Dan ia tentu saja tak bisa membiarkan itu terjadi.
“Aku mencintaimu Hyung.”
Jaemin melebarkan matanya. Tenggorokannya tercekat begitu mendengar pernyataan yang Jisung ucapkan.
“Bukan sebagai seorang adik maupun teman. Aku mencintaimu sebagaimana perasaan cinta pada seseorang. Aku sangat sangat mencintaimu Hyung!”
Jaemin terlonjak begitu Jisung meninggikan nada bicaranya diakhir kalimat.
Ia hanya bisa menatap Namja dihadapannya itu yang kini sedang terengah-engah akibat mengucapkan kalimat panjang barusan dalam satu tarikan nafas.
“J-Jisung-ie?” Jaemin serasa tercekik bahkan hanya untuk berbicara. Ini kebiasaannya sejak dulu jika mendengar sesuatu yang benar-benar mengejutkan untuknya.
“Hyung, setidaknya kali ini tolong jangan anggap aku seorang anak kecil. Pandanglah aku sebagai seorang Namja juga, Hyung.” Jisung berujar lirih. Tangannya beralih mengamit kedua tangan Jaemin untuk digenggamnya.
“A-apa yang baru saja kau katakan, Jisung-ah? Aku tak mengerti.” Jaemin hanya bisa melebarkan matanya saat Jisung mengecupi kedua tangannya secara bergantian dengan sangat lembut.
Hatinya terasa menghangat.
“Aku mencintaimu, Hyung. Mencintaimu sebagai seorang Namja.” Jisung menatap lurus kearah netra madu itu. Berusaha menyalurkan seluruh perasaannya lewat tatapan mata.
Jujur saja, ia tak akan merasa lelah ataupun bosan jika ia harus mengatakan ‘Aku mencintaimu’ pada Jaemin untuk seumur hidupnya. Katakanlah ia cheesy tapi memang itulah kenyataannya.
“T-tapi, bagaimana bisa? Kenapa kau mencintaiku?”
Jisung mendekatkan wajahnya dan kembali mengecup singkat bibir Jaemin. Membuat si empunya melebarkan matanya lebih lebar.
“Ini semua salahmu. Kau terlalu memberi perhatian lebih padaku, Hyung.” Jisung tersenyum simpul dan mengusap pelan kedua pipi Jaemin yang memerah.
“Dan soal kenapa aku mencintaimu, aku sendiri tak mempunyai jawabannya.”
Jisung tersenyum lebar dan mengecup lembut kening Namja Na itu saat menyadari netra Jaemin yang menatap dengan tatapan penuh tanya padanya.
“Karena cinta yang sejati tidak benar-benar memiliki alasan.”
Tes
Satu air mata berhasil lolos dari kelopak mata Jaemin. Segera saja Namja manis itu mengangkat kedua telapak tangannya untuk menutupi wajahnya yang ia yakin sudah sangat berantakan saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Sight
Fanfiction"Cinta pada pandangan pertama bukanlah hal yang mustahil dalam kehidupan," Park Ji Sung × Na Jae Min [Bahasa]