[A call from him]

5.7K 565 114
                                    

Just a smile and there's no way back, can hardly belive it,

But there's an angel calling me, reaching for my heart.

...

"Aku pulang..." Jisung melepaskan sepatunya dan membereskannya di rak sepatu.

"Akhirnya kau pulang. Ayo mandi dan siap-siap untuk makan malam." Doyoung menyambutnya di depan pintu. Sepertinya Namja itu sedang memasak. Bisa dilihat dari apron biru yang membalut tubuh tingginya dan spatula yang masih dipegangnya.

Jisung mengangguk dan berjalan naik ke kamarnya di atas. ia harus segera bersiap jika tak ingin diomeli oleh Doyoung lagi bukan?

Setelah 10 menit, ia kembali turun dengan kaos hitam bergambar The Beatles dan celana training tipis. Pakaian santai yang biasa ia pakai dirumah.

"Ayo duduk dan makan." Doyoung menyendokkan nasi dan menyerahkan mangkuknya pada Jisung.

"Aku akan makan dengan baik~" Jisung mengambil sumpitnya dan mulai menyuapkan daging iris yang dibuat oleh Doyoung kedalam mulutnya.

"Hyung, apa aku boleh cerita?" Jisung bertanya pada Doyoung yang sedang memisahkan daging di panggangan meja.

"Boleh. Cerita saja."

"Tadi aku bertemu dengan Namja yang sangat manis, Hyung. Dia Sunbae ku di sekolah. Ia sudah lulus." Jisung menceritakan dengan semangat tentang Jaemin pada Doyoung.

"Namja manis? Semanis apa dia? Biasanya kan kau tidak pernah menyebut seseorang dengan kata manis. Apalagi seorang Namja." Doyoung menatap heran lalu beralih menyuapkan sepotong daging ke mulutnya dan menambahkan beberapa di mangkuk Jisung.

"Dia sangat manis, Hyung. Bahkan aku sampai kesulitan mencari kata-kata untuk menjelaskan keindahannya."

"Cih. Berlebihan sekali." Cibir Doyoung.

"Aku serius, Hyung. Bahkan saat ia tertawa dan mengusap kepalaku, rasanya aku sampai lupa diri. Senyumannya bahkan lebih indah dari siapapun yang pernah kulihat."

"Kenapa kau mendeskripsikannya sampai seperti itu?" Doyoung menatap penuh selidik pada remaja berambut blonde itu.

"Kau jatuh cinta padanya ya?"

Jisung menghela nafasnya lalu menunduk. "Kurasa iya Hyung. Aku pun bingung bagaimana aku bisa jatuh cinta dengan semudah ini. Mungkin karena aku belum pernah jatuh cinta sebelumnya."

"Itu tandanya pesona Namja itu benar-benar sudah menghipnotismu, Jisung-ah." Doyoung menepuk perlahan bahu Jisung. "berhati-hatilah. Ini cinta pertamamu. Biasanya cinta pertama adalah hal yang sangat sulit dilupakan. Bahkan dalam seumur hidupmu."

"Aku tahu itu, Hyung."

"Ya sudah. Selesaikan makanmu dan pergilah tidur. Besok kau harus bangun pagi kan?" Doyoung menunjukkan healing smile-nya untuk menghibur adiknya itu.

Jisung mengangguk dan tersenyum.

"Iya, Hyung."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
First SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang