When i say I love you, please belive it, because you must know that's real.
...
“Halo Hyung, ada apa menelpon?”
Jisung berucap tenang. Padahal didalam hatinya ia memekik girang saat melihat nama ‘Nana Hyung-ie ❣’ yang tertera di layar ponselnya.
Jaemin menelponnya.
“Ah, tidak ada apa-apa Jisung-ie. Aku hanya sedang bosan. Orangtuaku sedang keluar negeri dan aku tak diajak. Jadi aku sendirian disini dan memutuskan untuk menelponmu saja.” Suara disebrang sana mengalunkan nada manja. Membuat Jisung merasa gemas sendiri membayangkannya.
“Kenapa tidak ajak Hyunjin Hyung main? Dan Hyung yang lainnya juga? Han Hyung, Haechan Hyung, Seungmin Hyung, Felix Hyung, Renjun Hyung, dan Jeno Hyung?” Jisung menyebutkan semua opsi sahabat Jaemin yang menurutnya bisa menemani Hyung kesayangannya itu untuk main. “kenapa tak bermain bersama mereka?”
“Aku malas. Aku hanya butuh teman untuk ketenangan saat ini. Dan jika bersama mereka rumahku malah akan semakin berisik.”
Jisung tertawa. Saat mengobrol di ruangan dance kemarin, ia memang juga sudah melihat bagaimana keberisikkan 00 squad jika berkumpul. Jadi ia paham kenapa Jaemin tak memilih opsi berkumpul dengan Squadnya itu di rumah.
“Jadi, apa yang Hyung inginkan dariku sekarang?” Jisung bertanya.
“Aku ingin kau menemaniku disini. Menginaplah semalam.”
Jisung melebarkan matanya. Ia tak salah dengar kan? Jaemin memintanya menginap dirumahnya? Hanya berdua? Didalam kamar?
Oh tidak. Bahkan dicium di pipi oleh Jaemin saja sudah membuat jantung Jisung ingin melompat keluar. Apa kabar dengan jantungnya jika ia sampai tidur seranjang dengan Jaemin?
Pikiran kotor yang sering Hyunjin katakan mulai memasuki kepala Jisung.
Tidur seranjang?
“M-maksud Hyung, aku menginap di rumah Hyung?”
“Hm, temani aku tidur disini. Aku takut sendirian.”
Kata tidur yang Jaemin ucapkan membuat pikiran Jisung bertambah kotor. Apalagi ditambah dengan nada manja Jaemin saat mengatakannya.
Seseorang tolong ingatkan Jisung untuk tidak sering berkumpul dengan Hyunjin.
Ia mulai terkontaminasi.
“Please Jisung-ah. Aku takut.” Suara Jaemin memelan.
Sebenarnya itu masih dalam nada manja yang biasa Jaemin gunakan saat berbicara dengannya. Tapi kenapa sekarang suara itu terdengar begitu menggoda ditelinga Jisung?
Seperti mengundang.
“B-baiklah. Aku akan bersiap. Kirimkan alamat rumahmu padaku ya Hyung,”
Nada bicara Jaemin kembali terdengar ceria. “Yeay! Terima kasih Jisung-ie~ aku mencintaimu. Jangan lama-lama oke?”
Setelah itu, sambungan terputus. Meninggalkan Jisung yang masih membeku dengan ponsel disamping telinganya.
Tidak, ia bukan terkejut karena Jaemin mengatakan “Aku mencintaimu”. Itu sudah biasa dan Jaemin mengatakan itu setiap hari padanya jika ia membuat Jaemin senang.
Namun, ia masih memproses tentang apakah ia akan benar-benar menginap di rumah Jaemin setelah semua pikirannya yang berubah meliar tadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
First Sight
Fanfiction"Cinta pada pandangan pertama bukanlah hal yang mustahil dalam kehidupan," Park Ji Sung × Na Jae Min [Bahasa]