SOO Ri telah bersiap selama kurang lebih tiga puluh menit untuk menghadiri kelas pagi yang akan dimulai dua jam lagi. Ia telah memoles make up tipis pada wajah; membalutnya dengan foundation, menaburkan bedak dengan rata, lalu memberikan eye shadow tipis pada mata. Setelah menyelesaikan tahap akhir yaitu membalut bibir dengan liptint merah muda yang selaras dengan warna kulitnya, gadis berambut panjang coklat itu sudah siap keluar rumah dengan percaya diri, diam-diam tersenyum samar kala kembali terpikir niatnya untuk mampir sebentar ke rumah Wonwoo sebelum kemudian berangkat kuliah bersama.
Namun saat langkahnya sampai pada pintu utama, tangannya terangkat hendak meraih gagang pintu dan mendorongnya dengan tenaga, tiba-tiba sebuah suara mengudara, pelan namun menginterupsi, pada akhirnya sukses membuat semua gerakan serta imajinasinya terhenti dalam sekejap. "Mau kemana pagi-pagi begini?"
Tidak terdengar dingin, hanya seuntai kalimat yang diucap datar namun sukses menyita atensi. Soo Ri nyaris tersentak saat mendengar suara berat milik ayahnya. Pria itu tengah berdiri di ruang tamu, berjalan ke arahnya lengkap dengan jas hitam yang terbalut rapi pada tubuh serta tas kantor berbahan kulit di genggaman. Jelas ini sesuatu yang mengejutkan, tak biasa ayahnya menyapanya pagi-pagi begini, pula bertanya layaknya seorang detektif yang mencurigai tersangkanya.
Gadis itu berbalik dengan satu gerakan cepat. "Ke rumah Wonwoo, lalu berangkat kuliah bersama." Ia memiringkan kepala, sedikit menyipitkan mata kala bertanya, "Ada apa? Apa ayah ingin berangkat bersama?"
"Ah, tidak." Pria itu menghela napas, seperti ingin mengutarakan sesuatu tapi tak kunjung mengatakan. Ia memutar bola mata sejenak, nampak berpikir beberapa saat sebelum kemudian menatap manik putrinya lekat. Ada keseriusan tak terbantahkan di dalam sana. "Jangan pergi dulu pagi ini."
Soo Ri mengernyit.
Apa?
Baiklah, ini aneh sekali. Memang ia akui, hubungan keluarganya sedang kacau sekarang. Tidak ada lagi sarapan bersama seperti dulu, tak ada lagi canda tawa hangat tiap malam, atau foto bersama dengan senyum lebar memperlihatkan deret gigi putih tanda bahagia. Basa basi yang mengudara saat sarapan pun sudah lenyap tanpa sisa. Soo Ri bahkan sudah tak pernah lagi menggiring percakapan ringan pada ayahnya sebagai rutinitas keluarga tiap malam--terakhir kali mereka berbicara, Soo Ri hanya bertanya seperlunya tentang perkembangan kasus ibu Wonwoo.
Setelah itu, tidak ada.
Semua jelas berubah, saat wanita itu datang.
Lalu, tanpa diduga-duga, tanpa pernah sekalipun dipikirkan, diam-diam di sela waktu yang dipakai ibu tiri serta ayahnya untuk bersenang-senang, mereka bahkan tak sadar seseorang mencoba untuk melarikan diri jauh dari keluarga. Satu malam, tepat seminggu setelah pernikahan itu diselenggarakan, lelaki yang secara sah menjadi saudara tiri Soo Ri pergi tanpa mengatakan sepatah kata. Hah. Rumit. Jelas membuat pusing hingga rasanya Soo Ri ingin ikut minggat saja. Tiap hari di rumah yang ia dengar hanyalah keluhan serta tangis ibu tirinya, mengkhawatirkan anak lelakinya yang pergi entah kemana. Memang dari awal, tidak ada yang setuju dengan pernikahan ini.
Namun demi kepentingan serta egois yang didasarkan atas nama cinta itu, toh akhirnya ayah Soo Ri tetap menikah dengan wanita pilihannya. Meski tahu, tak semua memberi restu.
"Kau harus pergi ke alamat ini." Pria itu menjeda, menyerahkan secarik potongan kertas lusuh bertuliskan sebuah nama gedung serta alamat lengkapnya. Samar-samar, Soo Ri menekuk alis bingung. "Apartemen? Apa? Memangnya untuk apa aku ke sana? Tidak, jangan bilang untuk ..."
Belum selesai gadis itu menyelesaikan kalimat, ayahnya sudah terlebih dulu memotong. Lugas. Tegas. Tak terbantahkan. "Datanglah ke sana. Cari adik tirimu, temui dia, dan pastikan keadaannya baik-baik saja. Kau tahu, ibu tirimu menangis semalaman karenanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Well, You Said It Was Over [Jeon Wonwoo]
Fiksi Penggemar[T E L A H T E R B I T] "Apa masih pantas bagi kita untuk kembali bersatu, setelah kau sendiri mencoba pergi dan mencari pengganti yang lebih baik?" ●○●○●○ Lee Hyun Ji tak pernah menyangka dunianya akan berbalik seratus delapan puluh derajat saat Wo...