Bapak adalah seorang pria yang kreatif. Bapak bisa membuat apapun dan melakukan apapun. Saat rumah kami bocor karena kehujanan, dengan keterampilannya Bapak akan segera membetulkan genting rumah kami sehingga keesokan harinya ketika hujan kembali turun, kami tidak perlu khawatir lagi mengenai air hujan yang menetes ke dalam rumah kami.
Ketika motor CB bapak yang biasa digunakan untuk mengantarku dan adikku berangkat sekolah rusak, dengan percaya dirinya Bapak mengutak-atik motor CB-nya itu hingga tangannya penuh dengan oli hitam dan keringat. Tapi kemudian motor CB itu bisa kembali berjalan untuk mengantar kami ke sekolah seperti biasanya.
Saat aku dan adik ketakutan karena lampu di rumah konslet dan mati, Bapak dengan beraninya segera mengganti lampu itu dengan lampu rakitannya sendiri dan menggantung itu di atas kamar sehingga ruangan kembali terang. Aku dan Adik tidak perlu ketakutan lagi dalam kegelapan.
Bapak selalu bisa melakukan apapun dengan keterampilannya.
Bapak adalah orang yang hebat dan cekatan.
Aku ingin sekali seterampil Bapak suatu hari nanti, yang bisa melakukan pekerjaan apapun dengan baik.
Suatu hari kami kekurangan meja untuk tempat Bapak bekerja dan meletakkan buku-bukunya. Bapak membeli beberapa kayu dan paku kemudian mulai memotong-motong itu sesuai dengan ukuran yang telah di gambar olehnya sebelumnya. Aku dan adik hanya melihat Bapak bekerja memotong kayu dengan gergaji dan memaku dengan palu.
Kami dilarang mendekat oleh Bapak, berbahaya untuk anak kecil katanya.
Karena itu aku dan adik hanya memandangi Bapak bekerja dari kejauhan meskipun kami sangat ingin membantu pekerjaan Bapak.
Setelah dua hari, meja kerja Bapak akhirnya telah selesai dibuat.
Bapak meletakkan meja itu di sudut lorong yang menghadap teras depan. Letaknya percis di depan kamarku. Bapak lalu menyusun buku-bukunya dengan cepat dan bangga melihat meja buatan tangannya sendiri.
Sejak hari itu, meja di rumah kami bertambah.
Meja karya dari tangan Bapak sendiri.
Aku bangga memiliki Bapak seperti Bapak.
Suatu malam aku mendengar Bapak pulang kerja sambil menggerutu. Sepertinya ada masalah di tempatnya bekerja, entah apa. Kemudian suara Bapak semakin mengeras dan berbicara tentang Ibu yang selalu menjawab teguran Bapak. Bapak tidak senang Ibu menjawab. Lalu kemudian nada bicara Bapak semakin tinggi membicarakan Eyang. Bapak bilang kalau dia sadar hanya sebagai suami yang menumpang di rumah mertua.
Benar, kami memang menumpang di rumah Eyang.
Bapak selalu begitu ketika marah, segala hal yang tidak ada hubungannya dengan apa yang membuat dia kesal pasti merembet kemana-mana.
Semua orang dibicarakannya.
Semua orang dimarahinya.
Bapak semakin marah dan kemudian berteriak pada Ibu yang berusaha membela dirinya karena kesal mendengar ucapan Bapak yang semakin menyakiti hati dan tidak enak didengar.
Aku dan adik yang sedang sibuk mengerjakan Peer ketakutan.
Bapak kemudian mulai melempari Ibu dengan barang-barang. Aku dan adik sangat ketakutan dan berlari ke arah meja buatan Bapak. Meja yang cukup besar dan aman untuk bersembunyi disana. Aku dan adik bersembunyi di bawah meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANANG. [END]
Romance"Maybe for others i'm not a real anything. I'm not a boy, i'm not a girl. Yes, i'm a transgender."