6. PEREMPUAN BERGINCU HARTA & PRIA TAK SENADA RUPA

715 45 3
                                    


"Raaaa!" Kiran menepuk bahuku keras.

Aku terhentak bangun dari tidur. Tubuhku penuh dengan keringat. Jantungku berdegup dengan begitu kencang. Nafasku terengah-engah. Perasaanku rasanya seperti berkecamuk.

"Lo kenapa, Raa? Mimpi buruk?" Kiran terlihat khawatir.

Aku masih setengah sadar. Seperti kembali mengingat mimpi seperti apa yang menggangguku barusan. Aku berusaha menstabilkan kembali nafasku yang tak beraturan dan menenangkan pikiranku.

Kiran mengambil sebuah tissue dan mengelap keringat yang mengucur di dahiku, "Mimpi apa sih lo?" Kiran masih penasaran. Dia memberiku sebotol air mineral miliknya. Aku mengambil botol itu dan meminumnya. Rasanya aku sudah lebih baik dari sebelumnya.

"Cuma mimpi buruk biasa."

"Mimpi buruk macam apa yang bisa ngebuat lo ketakutan sampai kayak gitu?"

"Gak ada yang lebih menakutkan dibanding realita kehidupan." Aku berusaha tersenyum.

"Udah bisa senyum lo." Kiran kembali menyandar di bangkunya, "Bagus deh, gue kaget aja lagi tidur terus dengar suara lo mengigau ketakutan begitu."

Aku lirik jam tangan Daniel Wellington cokelat yang terikat di lengan kecilku. Jam tangan yang aku beli dengan hasil keringatku sendiri dari setiap hentakan jariku menjadi seorang ghost writer untuk seorang penulis komersil yang cukup terkenal. Jarum jam nya menunjukkan pukul 02.30 WIB.

"Asli tuh?" Kiran memperhatikan jam tangan kesayanganku.

"Asli enggaknya itu cuma masalah prestise sih. Fungsinya sebenarnya sama aja buat informasi waktu."

"Jadi itu KW?"

"Emang penting, ya?"

"Buat gue penting sih. Semakin mahal diri lo maka orang akan semakin menghargai lo."

Aku tertawa mendengar ucapan Kiran.

"Kenapa lo ketawa?"

"Enggak. Bukan bermaksud merendahkan pendapat lo. Cuma gue ngerasa lucu aja ngebayangin orang-orang semacam lo ini kalau ketemu orang pasti selalu menghitung harga dari ujung kaki sampai ujung kepala lewat benda-benda yang menempel di tubuhnya." Aku memandangi Kiran dari atas hingga bawah. Kulihat jam tangan rolex lady-datejust oyster, 28mm, dengan emas Everose dan berlian melingkari tangannya.

"Jam tangan lo badai abis. Anak pejabat ya?"

Kiran hanya tersenyum.

Kutarik tangan Kiran dan kuperhatikan baik-baik jam tangan rolex yang melingkari tangannya itu. Kutempelkan tangannya ke telingaku dan akupun tersenyum.

"Jam nya palsu nih."

Kiran terlihat terkejut mendengar ucapanku, "Gak mungkin palsu lah!"

"Serius. Gue enggak bohong. Coba lo dengerin suara detik jam nya."

Aku mendekatkan tangan Kiran yang dilingkari jam tangan itu ke telinganya. "Kedengaran enggak suara detiknya?"

"Kedengaran."

Aku tersenyum, "Itu artinya ini jam tangan rolex yang palsu. Jam tangan rolex yang asli memiliki jarum detik yang bergerak nyaris halus dan sempurna, Karena gerakannya otomatis dan bukan kuarsa seperti kebanyakan jam tangan lainnya. Jarum jam Rolex tuh dibuat secara mekanik makanya pergerakannya sangat anggun. Jadi enggak mungkin banget kalau rolex asli mengeluarkan suara 'Tik,tik,tik' seperti yang lo pakai ini."

LANANG. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang