Sembilan belas

1.2K 201 99
                                    

"Lo jadi orang jahat banget kenapa coba?" Harsa mendongak, mengalihkan perhatiannya dari sibuk dengan linemu menjadi menatap Yoyo lurus.

"Gue? Jahat kenapa?"

"Ya itu tadi, liat kagak wajahnya pas lo tolak?"

"Nolak siapa?"

"Ih ya cewek tadi yang pake jaket biru dongker waktu di Monas"

"Ooh yang itu, gue gak nolak dia. Tadi kan salah paham" jawab Harsa santai lalu kembali pada linemu.

"Ya tetep aja lo habis tiba tiba nyebutin id line terus bilang 'eh maaf mbak saya udah ada pacar, itu tadi line adek saya' ya sikampret mana tu orang percaya?!"

"Gak percaya yaudah, ntar kalo ngeline tinggal kagak usah dibales. Hidup sekali kok dibikin ribet" hp Harsa nyaris saja jatuh saat tubuhnya tiba tiba dipukul dari samping oleh Yoyo.

"Kebiasaan, makanya diperhatiin orangnya jangan momennya. Lo tadi mikirin siapa ha? Lea?" Harsa yang tadinya hendak membalas pukulan Yoyo pun seketika membeku. Yoyo yang baru sadar telah menyebut 'merk' langsung memasang tampang nyengir kuda dan menggaruk tengkuknya.

"Hehe sorry, keceplosan" namun Harsa hanya berdecak dan kembali mengalihkan perhatian pada hpnya. Selama beberapa menit mereka hanya saling diam karena Yoyo diliputi perasaan bersalah dan kepala Harsa dipenuhi berbagai macam pikiran.

"Sa" panggil Yoyo tiba tiba.

"Hmm?"

"Jangan mikirin Lea, lo udah ada Lena. Yaa walaupun nama mereka hampir mirip, tapi yaudah biar"

"Gue gak mikirin Lea"

"Ck, lo mau ngibulin siapa? Diri sendiri?" decak Yoyo sambil merogoh saku celananya untuk memotret warna langit yang keunguan.

"....."

"Lo pikir baek baek deh sa, yang penting jangan pernah lo liat Lena sebagai Lea bisa mampus lo ntar di cabut tulang sumsumnya" melihat senyum Harsa yang kembali terbit saat menanggapi, membuat Yoyo kembali menanyakan beberapa hal dari masa lalu.

"Terus lo gimana sekarang? Masih sering ketemu Gisya?"

"Udah lama enggak cuman kapan itu gue gakbisa tidur tiga hari terus kebetulan Gisya pas ngechat. Ada ikatan batin kalik sama gue tu orang"

"Terus?"

"Terus apa?"

"Ya terus lo gimana? Udah bisa tidur?" sejenak Harsa diam dan menatap kosong langit senja.

"Ada Le kok tiap malem"

"Ada Le gimana maksut lo?" Ah iya, teman temannya tak ada yang tau kalau kamu sudah pindah ke apartemennya.

"Ya adalah pokoknya"

"Dinyanyiin lewat telfon gitu tiap malem?" Harsa menggeleng.

"Terus? Vidcall?"

"Ya ada pokoknya, gak usah kepo"

"Ck" Yoyo berdecak sebelum berkata "Yang penting lo sehat terus lah biar bisa sampe Jayawijaya kita"

"Iye Dang, iye" jawab Harsa menutup percakapan mereka dibawah langit yang telah menghitam.

"Iye Dang, iye" jawab Harsa menutup percakapan mereka dibawah langit yang telah menghitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Moanster [Kim Hanbin iKON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang