Dua puluh lima

1.4K 207 74
                                    

Double update! Jadi silahkan cek chapter 24 dulu yaa chingu ^^
Happy reading!

Alert: 17+

Aku suka berjalan dibawah hujan, sehingga tidak ada seorang pun yang bisa melihatku menangis -Charlie Chaplin

Aku suka berjalan dibawah hujan, sehingga tidak ada seorang pun yang bisa melihatku menangis -Charlie Chaplin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tolong liat sekitar, bukan cuma lo yang terluka Le. Keluarga kita juga lagi terluka!" Daniel mengatur nafasnya yang ngos ngosan setelah mengeluarkan seluruh isi pikirannya padamu. Sebenarnya baru 70%, tapi karena 30% sisanya hanya berisi makian untukmu dan keinginan untuk mengatai pola pikirmu yang terlalu dangkal namun masih dapat ia tahan.

"Lo bener, mungkin bukan cuma gue yang terluka El. Tapi lo gak bisa memaksa gue buat mengerti apa yang dirasain ayah bunda disaat mereka gak pernah nunjukin itu ke gue sekalipun. Sampai saat ini gue gak pernah tuh nerima rasa bangga dari mereka, gue gak pernah tuh denger ayah ataupun bunda cerita ke temen temennya tentang gue" ucapmu dengan nada datar.

"Yang selama ini gue tau dan gue denger ya cuma betapa hebatnya anak laki lakinya. El gue pergi dari sini bukan cuma karena ayah nampar gue, bukan. Tapi gue pergi karena tau anak perempuan itu gak diinginkan di keluarga ini, mereka pikir untuk mengurus anak perempuan itu buang buang uang--"

"Jangan ngarang deh Le" potong Daniel masih dengan wajah kesal.

"Oh jadi lo anggep gue ngarang? Terus kalau gue tau dari mulut eyang sendiri lo mau bilang apa?"

"Ya gak mungkin lah"

"Eyang ngomong didepan wajah gue El! Didepan wajah gue! Disaat gue ditolak universitas negeri dan putus asa nyari sekolah sana sini, disaat gue dibawah El. Dengan santainya eyang masuk ke kamar gue dan bilang gue itu cuma wasting our parent money, how do you think I feel huh?!" kali ini kamu memekik frustasi didepan Daniel.

"Sekarang coba lo pikir. Disaat lo dapet seluruh fasilitas kayak les privat, liburan keluar negeri, student exchange, luxury car, and director position. Gue dapet apa? Gue ngapain? Gue cuma disini. Stuck!" Daniel bungkam, ia seolah tak punya hak suara lagi untuk mengeluarkan pembelaan.

"Lo liat gue di bebasin kan? Karena memang gue dilepas El. Lihat aja beberapa tahun kedepan kalau gue masih ada ditempat ini pasti gue cuma dicap sebagai penikmat hasil kerja ayah atau pun lo! Gue gak mau kayak gitu, padahal didalam otak gue punya beribu ide dan rencana tanpa batas. Jadi gue milih buat pergi aja sekalian"

"Lo kenapa sih? Berasa kayak remaja bingung nyari jati diri aja" ucapnya pelan.

"Exactly! Karena terlalu lama disini gak membuat gue berkembang El" jawabmu sarkas dengan mata memerah menahan tangis, sementara Daniel hanya dapat menunduk karena kehabisan akal untuk merayumu tetap berada di rumah.

"Gue kadang mikir, kenapa gak dari awal cuma lo aja yang lahir? Biar gak perlu ada Lena di dunia ini" suara lirihmu membuat Daniel hendak bicara, namun tanganmu sudah lebih dulu terangkat untuk menghentikannya.

Moanster [Kim Hanbin iKON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang