Moanster [Kim Hanbin iKON]

Delapan

AKU UP LAGI 🔥

And in the end, we were all just humans.. drunk on the idea that love, only love, could heal our brokenness -F. Scott Fitzgerald

"Maksutnya gimana sih? Dia nembak lo apa gimana?" Rose menggaruk kepalanya yang tak gatal melainkan bingung.

"Gue juga bingung"

"Terus waktu itu gak ada apa apa?"

"Maksutnya?" pertanyaanmu malah membuat Rose berdecak.

"Yaaa apaaa gitu, lo dan dia berduaan di apartemennya. Lo cewek dia cowok and nothing happened?" dengan cepat kamu memukul kepalanya dengan buku cetak.

"Kalau lo lupa gue ingetin lagi ya? Malem itu kaki gue sakit bray, gue mah hawanya udah mau nerkam aja tapi gimana ya? Kaki gue sakit sih"

"Ish, dasar ayam kampus" cibirnya.

"Sembarangan!" pekikmu.

Sebenarnya kamu hanya malu untuk bercerita tentang malam itu. Harsa bilang ia akan tidur di sofa yang terletak di samping kasur, tapi keesokan harinya kamu malah menemukan Harsa yang tengah merengkuh pinggangmu erat seakan kamu akan pergi sebelum dia bangun. Dengan jarak sedekat itu kamu jadi tau bahwa Harsa memiliki tato dibawah colar bone walaupun hanya terlihat ujungnya, bahkan puncak kepalamu terasa hangat karena hembusan nafasnya.

Jelas kamu tak berani membangunkannya dan lebih memilih mengangkat lengannya perlahan agar terlepas dari pelukan Harsa. Kamu bahkan sempat berjalan ke dapur dengan kaki terseok seok untuk mengecek isi lemari esnya.

"Ck ck ck, kalo cowok jomblo tuh isi kulkasnya emang cuman kaleng bir doang?" gumammu sambil mengecek tiap laci. Kamu terpukau saat melihat betapa rapinya Hanbin karena peralatan makan tersusun rapi di laci, pisau daging hingga pisau roti diurutkan sesuai ukurannya, bahkan gelas bir hingga gelas kopi ikut tersusun rapi di lemari kaca.

"Wah gila bersih ni orang"

"Nyari apa Le?" kamu melompat kaget karena Harsa yang tiba tiba muncul, ia tengah bersandar di samping lemari es sambil menatapmu intens.

"Emm, nyari gelas bang. Haus"

"Hmm" cowok itu hanya berdehem sembari mengambilkan gelas kaca di lemari. Tapi bukannya memberikan gelasnya kepadamu Harsa malah menarik tanganmu mendekat dan membuatmu terjatuh di dadanya karena pergelangan kaki yang masih sakit.

"Harsa aja, ya?"

"I-iya" kamu mengangguk kikuk saat Harsa merapikan ponimu sambil bergumam.