Karena double update bisa cek chapter 20 dulu yaa. Happy reading ^^
She wasn't the main character of his story, but she was the one he never forgot
"Maksutnya?"
"Ya itu maksutnya, masa lo gak paham sih?" jawab Jennie setelah mengosongkan susu kotak rasa strawberry.
"Tapi yang lo omongin tuh nonsense Jen"
"Bilang sama gue sebelah mananya yang nonsense?"
"Se-mu-a-nya" diktemu.
"Ck Le! Memang gak ada satupun yang masuk akal dalam kasus Harsa. Intinya cuma satu, dia itu masih ada dibawah pantauan psikolog udah. Makanya kenapa dari awal gue bilang lo harus ati ati"
"Tapi penampilan dia gak kayak orang depresi, he's totally fine and hot" belamu.
"Then? What do depressed people look like?"
"I don't know, but not like him Jen"
"Yeah, it's because you don't know. Got it?" ucap Jennie dengan penuh penekanan. Kamu yang merasa masih syok hanya bisa diam dan mengaduk aduk ramen didepanmu. Ah iya, setelah kamu menelfon Jennie dan menanyakan tentang Lea tanpa diduga setengah jam kemudian perempuan dari keluarga Chandrawijaya itu bilang bahwa ia sudah berada di depan apartemen Harsa dengan Lambo hitam kesayangannya.
Karena masih dalam keadaan shock dan tak percaya kamu turun menghampirinya hanya dengan piama dan jaket kebesaran milik Harsa. Jadi disinilah kalian, jam satu pagi duduk manis disalah satu minimarket 24jam dengan susu kotak dan mie ramen. Bahkan Jennie yang selalu memperhatikan penampilannya saja datang dengan celana training dan rambut diikat berantakan.
"Sebenernya sekarang Harsa udah jauh lebih baik dari tahun lalu" gumam Jennie tiba tiba.
"Le, he has gone through many difficult condition. He's broken both inside and outside" lanjutnya sambil menatap dalam matamu.
"Lo yakin bisa ngatasin itu?"Kamu membisu.
"Fine, gue tau lo gak bisa janji. I mean janji adalah hutang ya kan?" nada sinis Jennie bagai tombak yang mengenai tepat di dadamu.
"Gue bukan mau ikut campur atau apa, tapi Harsa itu kesayangan gue. Mungkin kalau dia gak punya ikatan darah apapun sama gue, gue siap ngegantiin tempat lo. Sayangnya Chandrawijaya gak akan pernah bisa bersanding sama Binara" gumamnya pelan bahkan lebih ke berbisik.
"Lo?"
"Iya gue, kenapa? A tragic love affair huh?" cewek itu tertawa, namun terlihat lebih menertawakan dirinya sendiri. Kisahnya sendiri.
"Tapi gue kalah Le"
"......"
"That girl... Arrhh I even hate her name. Why your name must be similar with her?!" keluhnya frustasi, Jennie mengerang dan menggosok wajahnya kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moanster [Kim Hanbin iKON]
Fiksi PenggemarDon't! Coz if you fall fall fall too deep to him, it might be dangerous. I warned you #2 Hanbin on 15 September 2018 #1 iKON on 16 November 2018