Dua puluh enam. Harsa

1K 194 70
                                    

Anybody can become angry, that is easy. But to be angry with the right person and to the right degree and at the right time and for the right purpose, and in the right way.
That is not within everybody's power and is not easy -Aristotle

"Aku gak bisa sya" Ucap cowok bersweater coklat itu dengan nada tegas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku gak bisa sya" Ucap cowok bersweater coklat itu dengan nada tegas.

"Memang kenapa?"

"Ya gak bisa"

"Alasannya apa Harsa?"

"Ini kali pertama setelah sekian lama aku merasa dihargai" Gisya menghembuskan nafasnya dengan perlahan dan kembali memasang senyum kecil pada kliennya itu.

"Tadi aku bilang untuk dipertimbangkan sa, semua keputusan udah pasti ada di tangan kamu kok" Perempuan itu memotong ucapannya sebelum melanjutkan dengan nada yang lebih lambat dan menekan.

"Tapi apa kamu gak sebaiknya mempertimbangkan keadaan dia juga? Kamu bilang dia punya semacam trauma?"

Harsa mengangguk. "Memang iya dia punya trauma, tapi aku beda sama masa lalunya"

"Kamu bisa jamin itu?" Cowok itu mengangguk dengan mantap.

"Kamu bisa jamin dia juga berpikiran kayak itu?"

"Maksutnya?"

"Yaa.. Nantinya dia pasti tau tentang keadaanmu cepat atau lambat sa. Kamu bisa jamin kalau dia bakal anggap kamu berbeda sama masa lalunya? Atau jangan-jangan dia malah ngira kamu bakal membuat trauma yang sama?" Ia terdiam cukup lama dan membuat Gisya melirik jam ditangannya.

"Waktu kita selesai sampai disini, jadiin ini pr buat kamu dan pikirkan lagi tentang keputusan yang kamu ambil. Sampai ketemu minggu depan sa" Perempuan itu tersenyum manis untuk mengiringi kepergian Harsa dari ruangannya.

.
.

"Jadi?"

"Jadi apa?"

"Ya cerita lo, jadi lanjutannya gimana setelah balik dari rektorat?" Senja mengaduk jus jeruknya sambil memperhatikan kepalamu yang tergeletak lesu di meja kantin fakultas.

"Yaudah gue keep lagi lah proposalnya, orang dia bilang suruh ngeganti lagi susunannya. Padahal pas kemarin gue kesana tuh dia jelas jelas bilang tatanan proposalnya kudu dirubah semua. Eehh pas tadi gue kesana malah nyuruh ganti susunan yang kayak kemarin, emang tinta printer kagak mahal apa?!" Ceritamu yang meledak ledak membuat Senja -selaku penanggung jawabmu- tertawa.

"Gara gara elo nih bang"

"Kok gue?"

"Ya elo pake acara mohon mohon gue buat ikut acara kayak ginian, udah bagus kemarin gue jadi mahasiswa kupu-kupu!" Cowok itu makin tergelak dan memukul mukul dadanya karena tersedak jus.

"Yee, lanjutin aja ketawanya sampe nembus langit ketujuh" Nyinyirmu.

"Doanya jelek banget elah"

Moanster [Kim Hanbin iKON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang