Dua

3.3K 131 10
                                    

-Mungkin dimatamu aku tidak terlihat. Tapi ketahuilah, disini. Dihati ini. Selalu dan selalu namamu yang ku panjatkan dalam do'aku-

👑👑👑👑 

Gibran berjalan santai kearah ruang kelas yang dimana dirinya akan mengajar. Badan tegap, sorotan matanya yang tajam membuat para siswa dan siswi SMK BHAKTI PERKASA merasa takut jika bertatap mata dengan gibran.

Gibran melihat papan nama kelas yang tertera diatas pintu tersebut 'XII TATA BOGA 1'. Gibran mendorong pintu kelas dengan sedikit keras, sontak membuat para murid yang berada didalam kelas pun merasa kaget.  

Afsana yang melihat kehadiran gibran secara tiba-tiba pun heran. Pasalnya, Hari ini tidak ada jadwal pelajarannya, lalu mengapa gibran masuk ke kelasnya?Entah. Semua murid XII TATA BOGA 1 dengan cepat mereka merapihkan buku yang berserakan diatas meja, kemudian memasukkannya ke dalam tas.

Daniel, sang ketua kelas melihat seluruh penjuru kelas, ia menginstruksi temannya agar diam serta duduk siap karena ia akan memimpin membaca do'a sebelum pembelajaran dimulai.

"Before we start study let's pray together. Pray begin.." Mendengar instruksi dari daniel, secara bersamaan semuanya menundukkan kepala, kemudian membaca do'a dengan hikmat.

"Finish. Greeting to our teacher"

"Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh" Ucap semuanya secara bersamaan.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" Gibran mengedarkan pandangan kepada seluruh isi kelas.

Mata gibran dan mata afsana tidak secara sengaja bertemu, namun dengan cepat afsana memutuskan kontak mata terhadap gibran, lalu mengalihkan pandangannya dengan menatap teman yang berada disampingnya.

"Baik, sebelumnya saya akan memberitahu alasan kenapa saya masuk kelas kalian pada hari ini. Dikarenakan Bu indy tidak dapat hadir pada hari ini, maka dari itu beliau menitipkan pesan ke saya untuk menggantikan posisinya untuk mengajar kalian selama Ia tidak ada." Tutur gibran.

Afsana menyenggol tangan teman sebangkunya --Hatna.  Hatna yang merasa terganggu karena senggolan temannya itu, mengangkat dagunya yang bermaksud menjawab 'Apa?'. Afsana mendekatkan wajahnya ke telinga hatna, kemudian ia berbisik.

"Na, anterin gue ke kamar mandi yuk sebentar. Gue kebelet pipis nih" Bisik afsana sangat pelan.

Hatna tidak menjawab, melainkan hanya menggelengkan kepala. Hatna rasa temannya itu sudah tidak waras, bagaimana tidak? Afsana meminta dirinya untuk menemaninya ke kamar mandi pada saat pelajaran pak gibran? OH NO! bisa kelar hidup hatna saat itu juga.

"Ah lo mah gaasik, yaudah gue per--" Ocehan afsana terhenti ketika guru galak itu memotongnya dengan tidak sopan.

"Itu yang dibelakang ngapain daritadi bisik-bisik?!" Ucap gibran dengan nada oktaf yang sedikit tinggi.

"Eng--enggak pak!  Saya cuma mau izin ke kamar mandi, boleh gak pak?" Pinta afsana dengan nada yang memohon.

"Dalam pelajaran saya, tidak diperbolehkan untuk keluar kelas! Bukannya dari awal sudah saya beritahu semua peraturan yang harus dipatuhi saat jam pelajaran saya berlangsung?"

"Iya sih pak, tapi saya udah gak tahan lagi pak. Terus gimana dong pak?" Wajah afsana dibuat sepanik mungkin agar guru galaknya itu dapat percaya dengannya.

"Bener kamu mau ke kamar mandi?" Tanya gibran seraya mengintrogasi afsana.

"Iya pak bener"

"Yaudah sana, kamu saya izinkan. Tapi ingat, sehabisnya kamu dari kamar mandi segera balik ke kelas, dan jangan pergi kemana-kemana!" perintah gibran.

My Teacher Is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang