Sebelas

1.7K 111 2
                                    

-Kepada senja, aku belajar tentang sebuah kata Rela-

👑👑👑👑
Afsana memasukkan beberapa buku pelajarannya yang sudah ia siapkan tadi malam.

Tidak lupa juga ia memasukkan tenpat pensil yang berisi alat-alat tulis.

Setelah selesai, ia berjalan menghampiri cermin untuk merapihkan kerudung serta ciputnya, dan juga seragamnya agar tidak berantakan.

Ia menyambar ransel nya, kemudian ia berjalan menuruni anak tangga dengan santai, lalu melangkahkan kakinya menuju dapur.

"Pagi bunda, pagi juga mas rescha" Sapa afsana girang

"Pagi juga anak kesayangannya bunda"

"Pagi juga dedek cebol"

"Ih mas, jgn panggil aku gitu ah!" omel afsana

"Lah kenapa? Biasanya juga mas panggil gitu kan?" Tanya rescha sembari menyuapkan nasi goreng buatan bundanya ke dalam mulutnya.

"Ishh, tapikan sekarang aku udah tinggi, udah gak cebol lagi!!" Afsana menggerutu dengan bibir yang mengerucut.

"Iya deh iya yang udah tinggi mah beda. Tapi inget ya, kamu sama mas juga masih tinggian mas"

"Tinggi kayak jerapah aja bangga. Jangan tinggi-tinggi  jadi orang, ntar pintu gamuat aja baru tau rasa"

Baru saja rescha ingin menyela, namun sang bunda sudah terlebih dahulu melerainya.

"Udah, udah. Sarapan dulu, nanti kamu telat na sekolahnya" Irlyana mengambilkan nasi goreng  untuk afsana.

"Iya bunda"

Afsana mulai menyuapkan nasi goreng perlahan ke dalam mulutnya. Selama makan, tidak ada yang bersuara sedikitpun, yang terdengar hanya suara dentingan antara sendok dan garpu.

Afsana mengambil segelas jus jeruk yang memang sudah disiapkan oleh irlyana, lalu ia meneguknya dalam sekali habis.

"Bun, disekolah nana mau ngadain kunjungan industri ke hotel. Nana boleh ikut gak?" Tanya afsana dengan penuh harap.

"Ke hotel? Kamu mau ngapain emang disana?"

"Itu loh, sekolah nana ngadain acara Cooking Class buat jurusan Tata Boga"

"Di hotel mana?"

"Di hotel mana ya, nana lupa nama hotelnya" Ucap afsana sambil mengingat-ingat nama hotelnya.

"Ya intinya, nana boleh ikut gak bun?" Lanjut afsana

"Boleh, asal perginya bareng-bareng. Jangan sendiri"

"Yesss, makasih bundanya nana" Afsana memberi kecupan kecil pada pipi sng bunda atas tanda terima kasihnya karena ia sudah diizinkan untuk pergi ke hotel yang akan dikunjungi oleh sekolahnya.

"Giliran ada maunya mah baik" Sahut rescha

"Yee, nana mah emang baik terus kalii"

"Iyain"

Afsana tidak membalas ucapan kakaknya itu, melainkan ia melirik arloji dan berniat untuk pamit pergi ke sekolah.

"Yaudah bun, nana berangkat sekolah
dulu ya. Assalammualaikum" Ucap afsana sembari menyalami tangan sang bunda.

Baru saja afsana ingin melangkahkan kaki, alih-alih kakanya menyebut namanya.

"Na, sama mas ga salim juga?" Dengan wajah cemberut, afsana berjalan mendekati rescha kemudian menyalaminya.

My Teacher Is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang