Tujuh

1.9K 89 0
                                    

Afsana mengerjakan tugas matematika yang diberikan oleh bu tiyas dengan malas-malasan. Pasalnya, ia masih merasa jengkel. Karena gibran, tadi sebelum masuk kelas dirinya dihukum oleh bu tiyas untuk membersihkan toilet karena telat masuk ke kelas, dan karena gibran juga, dirinya dihukum lari keliling lapangan oleh bu fraya karena disangka keluar kelas pada saat jam pelajaran berlangsung. Ditambah dengan mengingat ucapan gibran tadi membuat mood afsana buruk seketika.

Afsana menggigit ujung pulpen karena merasa geram dengan kejadian yang baru ia alami pagi ini.

"Gara-gara si datar, hari ini gue sial njir" gumam afsana sendiri.

"Datar? Kenapa emangnya san?"Hatna menceletuk ketika mendengar gumaman afsana dan tentunya hatna juga paham siapa orang yang dimaksud afsana.

"Tau gak--"

"Gatau lah bego, lo aja belom cerita" Hatna sengaja ingin memancing emosi afsana, karena biasanya jika afsana sedang tidak mood pasti afsana akan bosan, dan setelah itu pasti afsana akan mengajak hatna untuk bolos pelajaran. Dan sekarang, hatna ingin melakukan itu.

"Gausah potong omongan gua dulu nyed"

"Yanin makan ikan patin. Iyainn"

"Ga nyambung Goblok"

"Bodo amat, mulut-mulut gue, terserah gue lah. Komen mulu lu bodat, mau jadi netijen julid lo emang hah?" sahut hatna.

"Bacot banget lo kambing, jadi males gue sama lo sekarang"

"Yaudah sih elah gitu doang ngambek. Intinya sekarang, lu jadi cerita ga buaya?" Tanya hatna yang sedikit kurang ajar.

"Jadi lah, lo nya kek kunyuk. Gue pengen cerita tapi dipotong terus" Ucap afsana sembari mendelikkan kedua bola matanya.

"Iya sih elah, gausah marah gitu dong nyonya gibran" sahut hatna dengan kekehan

Bola mata afsana membesar ketika mendengar ucapan hatna, " Sekali lagi lo ngomong nama gibran didepan gue, abis lo hat" Ucap afsana tajam

"Gue baru ngomong sekali cuy, lagian kenapa sih sama lo? Tumbenan banget ga mood kayak gini. Ada masalah sama si gibran?" Tanya hatna penasaran

"Bukan masalah lagi! Lo mau tau? Gara-gara gibran ga waras itu, gue dihukum berkali-kali kutil onta. Yang pertama dihukum sama bu tiyas, dan yang kedua dihukum sama bu fraya. Gila gak tuh?!" Ucap afsana menggebu-gebu

"Mantap banget dong na, gue mah kalo jadi lo mending dihukum daripada masuk ke kelas. Males soalnya dikelas kalo gak nulis ngerjain tugas, kalo tugas udah selesai ya diem aja dimeja. Gabut tau kalo lagi gitu" Oceh hatna

"Heran gue, punya temen kok tololnya murni pemberian tuhan ya" ucap afsana sembari menggelengkan kepalanya.

"Tolol ngomong tolol. Ngaca apa kutil" afsana tidak menyahuti perkataan hatna, melainkan afsana kembali mengerjakan tugasnya, namun ia bingung untuk menjawab dari pertanyaan soal matematika tersebut. Akhirnya, ia berniat untuk mencontek kepada hatna.

"Hat, liat jawaban lo dong" Tanpa basa-basi, afsana pun langsung merampas buku tulis milik hatna, lalu menyalin jawaban hatna di buku tulis miliknya sendiri.

"Kurang ngajar emang, udah nyontek tapi gatau diri" Celetuk hatna. Afsana tidak merespon ucapan hatna, ia masih fokus menyalin jawaban milik hatna.

Tok...tok...tok...

"Ya, silahkan masuk" Ucap bu tiyas

Seorang pria memutar knop pintu,kemudian mendorongnya pelan.

"Assalammualaikum" Merasa kenal dengan suara yang begitu familiar ditelinganya, afsana berhenti melakukan aktivitasnya kemudian mendongakkan kepalanya dan melihat ke arah pintu.

My Teacher Is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang