Sesampainya dicafe, gibran segera memarkirkan motornya dengan sempurna.
Gibran melepas helmnya, dan bersiap ingin turun dari motornya, tetapi ia merasa berat dipunggungnya. Dan ternyata, ia melihat afsana sedang tertidur pulas. Senyum gibran terbit tatkala melihat ekspresi afsana. Lucu, Batin gibran.
Gibran mengusap puncak kepala afsana lembut, ia tidak tega apabila harus membangunkannya. Namun tak lama kemudian, badan afsana menggeliat dan kunjung membuka kedua matanya.
"Eh ya allah,maaf pak, saya ketiduran" Afsana sontak menjauhkan tubuhnya dari punggung gibran sembari mengucek-ucek matanya yang terasa berat.
"Iya gak apa-apa. Kamu kayaknya capek banget ya? Apa kita pulang aja?" Tanya gibran
"Gak usah pak. Lagipula nanggung juga kalo saya pulang, toh kita udah sampai disini,"
"Oh yaudah, kalo itu mau kamu" Afsana turun dari motor motor gibran dengan hati-hati
Afsana berjalan terlebih dahulu masuk ke dalam yang disusul gibran dari belakang.
Gibran memilih tempat duduk berada didekat jendela yang segera diangguki oleh afsana.
Mereka duduk berhadapan sambil melihat-lihat buku menu yang tersedia disana. Afsana memesan kepada waiters satu cangkir Coffee Latte, dan satu porsi french fries. Sedangkan gibran hanya memesan satu cangkir American coffee saja.
"Bapak memangnya mau ngomong apa? Kayaknya penting banget ya?" Tanya afsana memecahkan keheningan diantara mereka berdua.
"Kalo saya cerita, saya mau kamu janji untuk jangan cerita ke siapa-siapa, ya? Plis na, ini buat keselamatan kamu juga" pinta gibran
"Memangnya bapak mau cerita apa sih? Kok pake janji-janji segala?"
"Ya pokoknya kamu janji aja dulu. Baru nanti saya ceritain" Afsana menimang-nimang sebentar, dan akhirnya ia menganggukkan kepalanya.
"Iya janji" Gibran tersenyum.
"Tapi nanti saya ceritanya, tunggu pesanannya datang. Biar pas saya cerita gak diganggu"
"Lah kok gitu, pak?"
"Yagapa, gaenak soalnya kalo saya cerita dipotong-potong"
"Yaudah,terserah bapak aja"
Tak lama kemudian, waiters pun datang dengan membawa minuman dan makanan yang dipesan oleh mereka tadi.
"1 french fries, 1 coffee latte, 1 american coffee ya mba, mas. Selamat menikmati, terima kasih" Ucap mas waiters dengan ramah
"Ya mas,Terima kasih kembali" sahut afsana
Gibran menyeruput kopi panas miliknya, lalu berdeham.
"Kenapa pak? Panas ya?" Tanya afsana
"Enggak kok. Saya mau lanjutin ucapan saya yang tadi"
"Oh iya,pak. Silahkan dilanjut ceritanya, saya udah penasaran nih"
"Penasaran banget yaaa" ledek gibran
"Ih bapak rese" jawab afsana
"Hah? Saya rese? Iya saya rese kalo lagi laper, hahahahaha" Tawa gibran lepas begitu saja, padahal tidak ada yang lucu sama sekali.
"Dih? Garing banget bapak"
"Garing itu kerupuk, bukan saya"
"Yain deh, terserah bapak mau ngomong apa"
"Ceritanya gak dilanjut pak? Buruan dong pak, saya gak boleh pulang malem-malem sama bunda"
"Iya-iya, anak bunda banget sih kamu. Jadi gemes pengen cepet-cepet halalin" Ceplos gibran
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher Is My Boyfriend
Teen Fiction{ UPDATE SEWAKTU-WAKTU YA, JIKA SAYA SEDANG TIDAK SIBUQ 😉 } • Afsana Ghazalla. Seorang anak perempuan yang tidak mengerti tentang apa itu cinta. Tetapi semuanya berubah, Semenjak dirinya mengenal sosok Gibran Athafariz. Gibran atau kerap sering di...