Sembilan Belas

2.1K 83 25
                                    

-jika dengan sendiri aku bahagia, lantas apa gunanya cinta kalau membuatku kecewa dan terluka?-

👑👑👑👑
Kringgg...

Bel pulang sekolah telah berbunyi tepat pukul 17.30.

Afsana beserta teman-temannya segera membereskan buku serta peralatan sekolah lainnya, dan dimasukkannya ke dalam tas.

"Baik, pertemuan kita kali ini, ibu sudahi sampai disini. See you next week, Assalammualaikum" Ucap bu puspita selaku guru mata pelajaran Bahasa Inggris sembari berjalan keluar kelas.

"Woi yang hari ini piket, jangan lupa ya!! Kalo misalnya ada yang gak piket, denda lima puluh ribu" Teriak -Nando- Selaku seksi kebersihan.

"Iye elah, bawel amat lo" Sahut hatna dengan nada tak suka

"Yang bersih piketnya! Sampah yang dikolong jangan lupa dibuang. Kursinya diangkatin ke atas meja. Papan tulis juga jangan lupa diapus" Oceh nando yang tak disangka membuat hatna semakin kesal

"Bacot anjing! Gue juga tau kali, sat" Sewot hatna dengan tangan yang melayang ke udara, bersiap untuk meninju nando.

Nando menahan tangan hatna yang hampir saja mengenai wajahnya, "Weshh, selow dong mba. Ahahaha" Nando memeletkan lidahnya terhadap hatna.

Hatna yang merasa tak terima, karena sudah dibercandakan seperti ini, menurutnya nando sudah keterlaluan. Akhirnya perempuan itu melemparkan botol bekas air mineral terhadap nando. Namun sayang, melesat.

"Tai, segala gak kena lagi njing" Umpat hatna

Afsana yang melihat tingkah laku sahabatnya yang masih terlihat seperti bocah itu pun tertawa geli.

"Udah apa hat. Berantem mulu lo tiap hari ama si nando! Ati-ati ntar naksir" Goda afsana

"Gajelas lo! Amit-amit dah gue sama si nando! Najis" Afsana merasa gemas ketika hatna sedang mengoceh seperti itu. Hatna kalo lagi kesel, malah tambah lucu, kata afsana.

"Jodoh kan gak ada yang tau" Hatna berkacak pinggang sambil melototi afsana dihadapannya

"Maksud lo ngomong gitu apa?!!" Teriak hatna kencang, sehingga membuat afsana menutup kedua telinganya dengan kedua jari telunjuknya

"Berisik banget congor lo! Udah ah, gue mau nyapu dulu. Keburu sore" Afsana berjalan ke almari yang berisikan alat-alat kebersihan untuk mengambil sapu.

Afsana memulai menyapu dari arah pojok belakang sebelah kiri, sedangkan hatna dari pojok belakang sebelah kanan. Seharusnya, yang piket hari ini bukan hanya mereka berdua, masih ada temannya yang lain. Tetapi, karena temannya sudah piket diawal masuk, dan akhirnya yang tersisa hanya mereka berdua yang mendapat tugas piket dipulang sekolah.

Afsana mengambil pengki kemudian menserok kotoran yang disapunya, dan membuangnya ke tempat sampah.

Setelah usai menyapu, afsana dan hatna manaruh kembali sapu yang ia gunakan ke tempat semula. Lalu, hatna mengambil penghapus khusus papan tulis, kemudian ia berjalan mendekati papan tulis dan menghapusnya sehingga sudah tidak ada tulisan lagi yang tertera disana.

Afsana merasa semua tugasnya sudah beres, akhirnya mereka berdua berjalan keluar kelas secara beriringan.

Suasana sekolah pun sudah mulai sepi, semua murid pun sudah pada pulang ke rumahnya masing-masing sedari tadi. Yang tersisa hanyalah afsana, hatna, dan beberapa guru lainnya.

"Eh na, gue takut nih bilang ke nyokap kalo gue dapet Sp" Ucap afsana dengan nada cemas

"Emang lo doang yang takut? Gue juga kali!" Sahut hatna

My Teacher Is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang