-Untuk kamu para lelaki.
jika kalian saja melihat wanita hanya karena fisiknya. Boleh dong sesekali wanita melihat para lelaki karena materinya? Biar impas, hehe-👑👑👑
Mobil sport berwarna putih terparkir sempurna didepan pekarangan rumah berlantai dua yang bernuansa hijau tersebut.Gibran menepatkan janjinya untuk mengantarkan afsana kembali ke rumah.
Afsana sedang bersiap untuk turun dari mobil gibran, namun pergelangan tangannya ditahan oleh sang pemilik mobil. Afsana menghernyitkan dahi, heran.
"Jangan turun dulu, sebentar" ucap gibran.
Gibran turun dari mobil, kemudian berjalan menuju ke arah pintu mobil sebelahnya, tempat dimana afsana duduk. Gibran membukakan pintu untuk afsana, layaknya seperti tuan putri. Afsana yang mendapatkan perlakuan seperti itu, secara tidak sadar pipi afsana merona.
"Silahkan keluar tuan putri" Ucap gibran dengan badan yang setengah menunduk bak seperti pangeran.
Melihat tingkah gibran, sontak membuat afsana tertawa.
"Terimakasih bapak gibran yang terhormat" timpal afsana, gibran menimpali ucapannya hanya dengan tawaan.
Afsana turun dengan hati-hati karena kepalanya masih sedikit terasa pusing, tidak lupa dengan gibran yang berada disampingnya itu sedang merengkuh punggung afsana agar keseimbangan badannya terjaga.
Gibran memencet bel, tak lama kemudian keluarlah perempuan paruh baya berjilbab merah maroon.
"Assalammualaikum bu, saya guru sekaligus wali kelas afsana disekolah. Maaf sebelumnya jika saya sudah mengantarkan anak ibu pulang terlambat, karena tadi afsana sempat pingsan akibat dari hukuman yang saya berikan disekolah bu" Jelas gibran secara detail, jujur saja ia masih merasa bersalah.
Perempuan paruh baya itu pun tidak marah, melainkan hanya tersenyum.
"Waalaikumsalam. Oh ya, tidak apa-apa pak. Malahan saya ucapin terima kasih karena sudah mau mengantarkan anak saya pulang ke rumah" Ucap Bunda afsana --Irlyana
"Iya bu sama-sama. Sekali lagi saya minta maaf ya bu" Ucap gibran sekali lagi.
Irlyana mengangguk, "Bapak namanya siapa?" Tanya bunda afsana lembut.
"Nama saya gibran bu, lebih tepatnya Gibran Athafariz" Ucap gibran memperkenalkan diri seraya mengulurkan tangan terhadap bunda afsana.
"Saya irlyana, ibunda dari afsana" Jawab bunda afsana sambil menerima uluran tangan dari gibran.
"Bun, aku masuk duluan ke dalam ya. Mau istirahat dulu" Potong afsana.
"Oh iya, buat pak gibran makasih ya pak sudah mau repot-repot mengantarkan saya pulang. Saya masuk dulu ya pak, sampai ketemu besok" Pamit afsana seraya melenggang pergi masuk ke dalam rumah.
Gibran mengalihkan pandangannya dari bunda afsana, menuju kepada afsana.
"Iya sama-sama" Balas gibran.
"Nah kan, karena keasikkan ngobrol saya sampai lupa mengajak pak gibran masuk kedalam. Pak gibran mau masuk kedalam dulu?" Tanya irlyana tidak enak hati.
"Tidak usah bu, terima kasih. Saya langsung pulang saja" Ucap gibran
"Oh yasudah kalo begitu. Sekali lagi terima kasih ya pak" Irlyana menjabat tangan gibran sebagai tanda terima kasihnya.
"Saya pamit dulu bu, Assalammualaikum"
"Waalaikumsalam, hati-hati pak" Gibran mengangguk.
"Oh iya bu, satu lagi. Saya titip salam buat afsana, semoga cepat sembuh" Ucap gibran sekali lagi, sebelum ia benar-benar meninggalkan rumah afsana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher Is My Boyfriend
Teen Fiction{ UPDATE SEWAKTU-WAKTU YA, JIKA SAYA SEDANG TIDAK SIBUQ 😉 } • Afsana Ghazalla. Seorang anak perempuan yang tidak mengerti tentang apa itu cinta. Tetapi semuanya berubah, Semenjak dirinya mengenal sosok Gibran Athafariz. Gibran atau kerap sering di...