Tujuh Belas

1.4K 52 0
                                    

-Ketika kamu merasa bahwa Allah itu tidak adil. Maka kamu cukup duduk diam, lalu merenungkan semua prasangkamu kepada Allah. Perlu kamu ketahui, Allah itu sangat adil dalam membagi. Yaitu dalam membagi kebahagiaan maupun membagi luka-

👑👑👑👑
Kini Rescha dan Afsana sudah berada dipusat perbelajaan yang terletak tidak jauh dari rumahnya.

Rescha memasuki toko buku untuk mencari sesuatu yang dibutuhkannya dengan afsana yang masih berada dalam rangkulannya.

"Mas, nana ketempat novel dulu ya" Afsana menunjuk salah satu rak buku yang berisi tumpukan novel bergenre romance.

"Yaudah, tapi kamu jangan kemana-mana. Kalo kamu mau cari mas, mas ada dibarisan rak buku Statistika. Kalo gak salah ada dibagian pojok deh. Pokoknya kamu cari aja ya, sampe ketemu sama mas"

"Iya bawell" Afsana mengecup pipi rescha sekilas

"Tapi, novel aku dibayarin sama kamu kan? Hehe" Afsana memberikan cengirannya sambil menggaruk tengkuk lehernya yang tak terasa gatal.

"Iya, nanti mas yang bayar. Kamu pilih aja novel yang kamu suka, nanti biar mas yang bayar. Tapi inget ya, jangan banyak-banyak belinya. Ntar duit mas ludes, ahahaha" Rescha mencubit pipi afsana gemas

"Ashhiiaapp boss. Mas mah emang dabest banget lah yaaa" Afsana langsung menubruk badan rescha dan memeluknya erat sambil mengecup pipi rescha sesekali.

"Udah ah, lebay banget segala meluk-meluk. Yaudah sana gih ke tempat novelnya, nanti kehabisan loh"

"Yeee!! Bukannya bersyukur dipeluk orang cantik, ini mah malah begitu. Nyebelin!!" Afsana mengerucutkan bibirnya, sebal.

"Iya deh iya. Digituin aja ngambek" Rescha mengelus puncak kepala afsana. Sehingga sang empunya pun segera tersenyum ketika mendapat perlakuan seperti ini dari kakaknya.

"Yaudah, aku kesana dulu ya" Afsana melenggang pergi meninggalkan rescha yang masih terdiam dibelakang

"Hati-hati dek! Kalo udah ketemu novelnya, langsung cari mas ya. Jangan kemana-mana" Teriak rescha yang mendapat balasan acungan jari yang berbentuk 'O' dari afsana.

👑👑👑👑

Mata afsana menjelajah ke setiap novel secara rinci. Ia bingung untuk memilih yang mana, Karena menurutnya novel yang disini semuanya bagus-bagus dan juga memiliki alur yang luar biasa. Sehingga ia gelisah untuk membeli novel yang mana. tidak mungkin kan jika afsana membeli semuanya?

"Ah gila semuanya bagus-bagus. Terus gue beli yang mana dong?!!" Gerutu afsana

Secara tak sengaja, ekor mata afsana melihat buku novel romance yang hanya tersisa satu. Akhirnya, tak perlu waktu lama, afsana segera mengulurkan tangannya untuk menggapai novel tersebut. Namun tiba-tiba ada tangan seseorang yang sudah menggapainya terlebih dahulu dibanding dirinya.

"Kamu mau novel ini?" Suara barithon itu nyaring terdengar ditelinga afsana.

Afsana merasa familiar dengan suara tersebut, akhirnya ia mendongakkan sedikit kepalanya. Dan, benar dugaan afsana. Pria itu ialah orang yang sedang dihindarinya sejak kemarin.

"Iya. Saya mau novel itu" Ucap afsana dengan tatapan lurus tanpa menatap ke arah gibran.

"Oh yaudah nih, novel nya buat kamu aja. Saya pilih yang lain aja kalo gitu" Gibran memberikan novel tersebut ke arah afsana, tetapi sang lawan bicaranya tak memberi respon apapun

"Gak usah, kalo bapak mau ambil aja. Biar saya ambil yang lain" Afsana berniat melangkahkan kakinya namun dicegah oleh tangan kekar yang menarik pergelangan tangannya.

My Teacher Is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang