Delapan

1.8K 86 5
                                    

-Mencintai seseorang tak perlu diumbar dengan banyak kata. Cukup cerita saja pada tuhan, lalu selipkan namanya didalam do'a-

👑👑👑👑

Pagi ini afsana sudah bangun terlebih dahulu, entah mengapa semalam ia tidak bisa tidur nyenyak seperti biasanya. Ada sesuatu yang mengganjal dibenak afsana, mungkin bisa saja itu rasa bersalah afsana kepada gibran karena ia rasa kemarin ia sudah berbicara tidak sopan terhadap gibran. Maka dari itu, afsana ingin datang cepat ke sekolah dan menemui gibran untuk meminta maaf.

Pukul 06.10

Sebenarnya masih terlalu pagi untuk afsana berangkat sekolah saat ini. Karena jarak antara rumah dan sekolah afsana tidak terlalu jauh. Tetapi demi gibran, afsana rela datang sepagi ini untuk menemui dirinya nanti. Karena jika ditunda, rasa bersalah pasti akan selalu menghantui didalam benak afsana.

Afsana menuruni anak tangga dengan langkah yang tergesa-gesa. Sehingga dirinya kehilangan keseimbangan. Namun untung saja ada sang kakak yang sudah lebih dulu menangkap tubuhnya dari belakang. Huft

"Nana! Hati-hati dong kalo jalan dek! Kalo jatoh gimana? Kalo kepala kamu berdarah terus masuk rumah sakit gimana? Kamu mau ninggalin mas sendirian?" Ucap kakaknya -Alrescha Ardiaz dengan nada cemas.

"Iya ya mas, gitu aja lebay. Yaudah Maafin nana ya mas. Nana lagi buru-buru nih mau berangkat kesekolah"

Rescha melirik arloji yang ia kenakan, kemudian ia menautkan kedua alisnya, "Kamu sakit? Kok tumben rajin dateng ke sekolah jam segini?" Ucap rescha seraya mengangkat satu alisnya keatas.

"Hm...anu mas. Aduh gimana ya, jelasinnya susah" Ucap afsana terbelit-belit

"Jelasin apa sih? Mas ga ngerti. Kamu lagi ada masalah ya?" Tanya rescha

"Ada pokoknya. Nanti pas pulang sekolah nana ceritain semuanya deh ke mas. Sekarang nana udah harus berangkat sekolah biar ga terlambat"

"Tapi--" Afsana segera memotong ucapan rescha sebelum kakak nya itu curiga.

"Udah ah nana berangkat dulu. Assalammualaikum" Pamit afsana sembari menyalami tangan kakaknya.

"Waalaikumsalam, hati-hati na" Afsana menoleh sebentar ke arah kakaknya, kemudian mengangguk.

👑👑👑👑

Rescha berjalan menuju dapur, ia melihat sang bunda yang tengah asyik memasak.

"Bun, kayaknya ada yang aneh deh sama nana" ucap rescha seraya mengambil buah apel yang terletak dikeranjang buah yang berada diatas meja makan.

Irlyana yang mendengar ucapan anak sulung nya itupun langsung menyahut.

"Aneh gimana maksudnya, mas?" Jawab sang bunda yang sesekali menengok kearah rescha.

"Ya... Aneh aja gitu bun, masa ya pas tadi mas keluar dari kamar. Mas ketemu nana ditangga lagi buru-buru. Terus, pas mas tanya dia kayak ngalihin pembicaraan gitu. Aneh banget kan bun?" Cerocos rescha sembari menggigit buah apel yang berada dalam genggamannya.

"Lah terus anaknya kemana?" Ucap irlyana seraya mematikan kompor, kemudian meletakkan masakannya kedalam wadah yang sudah disediakan sebelumnya.

Rescha mengerutkan dahi, ia semakin bingung terhadap sikap adiknya pada hari ini. Sebenarnya, ada masalah apa dengan adiknya, sehingga sikapnya pun ikutan juga berubah?

"Lah emangnya nana gak pamit ke bunda?" Irlyana menggeleng sebagai jawaban.

"Tuh kan aneh banget. Enggak biasanya nana kayak gini bun!!!" Pekik rescha

My Teacher Is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang