Naila POV
Sepanjang jam pelajaran ada yang aneh sama Kayla. Aku perhatiin, dia kaya lagi mikirin sesuatu. Karena rasa penasaranku, akhirnya aku nanya sama dia ketika selesai Shalat Zhuhur.
"Kay, kamu kenapa? Kok daritadi kayak ada yang dipikirin?"
"Tau, tadi aja waktu aku manggil-manggil kamu. Kamu gak nengok." sahut Salma sambil ngelipat mukenanya.
Dia menoleh, "Enggak, gue gak apa-apa."
"Cuma gue lagi seneng aja, soalnya mama gue udah mutusin buat berhenti kerja dan ngurusin gue." sambungnya.
"Wah, bagus dong. Artinya kamu udah gak kesepian lagi kalo di rumah." ucapku senang.
"Tapi, ada yang mau gue tanya sama kalian." Kayla menatap dengan serius.
"Oke, kayaknya lebih baik kita lanjutin di kantin. Gak enak kan, ngobrol di masjid hehe." Salma berusaha mencairkan suasana.
Kami pun menuju ke kantin dan segera memesan makanan. Sambil makan, aku melanjutkan obrolan yang tadi.
"Kay, tadi kamu mau nanya apa sama kita?" Salma ngangguk setuju sambil ngunyah baksonya.
"Itu, gue mau mulai belajar ngaji sama shalat yang bener." Sontak, aku sama Salma kaget.
"Lah kamu emangnya gak bisa ngaji?"
"Bisa, tapi masih kurang lancar. Kadang-kadang suka salah tajwid."
"Terus kamu kok mau belajar shalat? Kan kamu udah sering ikut shalat berjamaah."
Kayla nyengir, "Gue suka lupa bacaannya apa. Jadi kalo shalat gue cuma baca Al-Fatihah."
"Haduh, emangnya kamu anak TK? Yang cuma bisa baca Al-Fatihah waktu Shalat." Salma cuma bisa geleng-geleng kepala.
"Ya maaf, justru itu gue mau belajar sama kalian. Gue ngerasa selama ini gue cuma make hijab sebatas kewajiban. Tapi gue gak tau makna sebenernya make hijab itu apa. Mau kan kalian ngajarin gue?"
"Iya aku mau kok ngajarin kamu, kan sebagai sesama muslimah kita harus saling membantu. Yang penting ada niat dalem diri kamu, pasti semuanya bakal dimudahkan sama Allah." jawabku.
"Nah, kalo udztazah Naila udah berbicara siapa sih yang berani ngelawan." celetuk Salma.
"Makasih ya gengs, udah mau jadi sahabat gue. Gak nyangka kita udah bisa sedeket ini."
"Sama-sama. Eh, tiba-tiba aku jadi punya ide." sahutku.
"Ide apaan?"
"Nih, gimana kalo setiap hari sebelum belajar kita adain pengajian di kelas? Nanti bisa dipimpin sama ketua kelas. Kan sekalian kamu bisa belajar Kay."
"Wah ide bagus tuh, nanti kita usulin sama pak Haris aja. Pasti dia bakal setuju dah." ucap Kayla yakin.
"Yaudah, ayo lanjutin makannya. Nanti keburu bel masuk lagi." Kami pun melanjutkan makan.
Naila POV End
***
Bel pulang berbunyi, namun ketiga siswi itu masih berada di kelas. Mereka pun memulai niatnya.
"Pak!" seru Naila menahan pak Haris yang ingin pergi dari kelas.
Dia menoleh."Eh, ada apa?"
"Anu pak, kita mau ngusulin ide ke bapak. Siapa tau bapak setuju sama ide kita." jawab Kayla diangguki yang lain.
"Oh ya, ide apa?"
"Ini pak, gimana kalo setiap pagi sebelum belajar, kita adain pengajian? Cuma 30 menit kok pak." usul Naila.
"Nanti bisa dipimpin sama ketua kelas pak." sambung Salma.
Pak Haris nampak berpikir, mereka sangat takut sekarang. Takut pak Haris marah atau yang lain.
"Wah, ide yang bagus tuh. Udah lama sih bapak kepikiran soal ini. Cuma bapak sering lupa. Maklum lah udah mulai tua."
"Yaudah besok, bapak bakal tanya sama anak-anak yang lain."
"Iya pak, makasih ya pak. Bapak udah mau dukung ide kita."
"Sama-sama, selama itu baik kenapa enggak? Kan mengaji juga kewajiban umat muslim."
"Iya pak, yaudah kita pamit dulu ya. Assalamualaikum." Mereka pamit dan pergi meninggalkan pak Haris.
"Gak nyangka, pak Haris ngedukung ide kita." ucap Salma.
"Alhamdulillah, berarti ini bisa jadi langkah awal kamu Kay. Buat belajar mengaji."
"Iya, Nai. Semoga dengan ini gue bisa mengaji dengan baik."
"Amin." ucap Salma dan Naila bersama.
Mereka bertiga akhirnya berpisah di gerbang sekolah menuju ke rumah masing-masing.
***
Al-Quran itu sangat indah. Membuat saya senang di kala sedih, dan membuat saya tenang di kala lemah. Firman Allah sungguh sangat indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Dunia Akhirat [SUDAH TERBIT] ✔
Teen Fiction(Beberapa part dihapus untuk kepentingan proses terbit) [Teenfiction - Spiritual] Hanya kisah tentang 4 remaja yang berproses untuk menjadi lebih baik. Dengan latar belakang yang berbeda-beda, mereka memiliki satu tujuan. Yakni, bersahabat baik di...