SDA up lagi teman-teman!!
Makasih atas semua dukungan serta komentar kalian ya. Aku suka terhura baca komen2 dari kalian 😭
Oke, lebay :v
Jangan lupa tinggalkan jejak ya ❤
Krisar juga selalu terbuka kok ;)
Selamat membaca ^^
***
Swusshh
Angin berembus pelan, menelisik kulit serta rambut dengan lembut. Tumbuhan juga terbentang sepanjang mata memandang.
Taman belakang memang tempat yang tenang, terhindar dari hiruk-pikuk sekolah yang selalu ramai.
Karena alasan itulah, para siswa dan siswi itu memilih untuk belajar di tempat tersebut. Buku-buku yang tebal juga setia menemani mereka.
"Eh, Sal. Lu ngerti gak soal yang ini?" tanya Kayla seraya menyodorkan sebuah buku kepadanya.
Salma yang semula fokus membaca, langsung menoleh ke arahnya. "Yang mana?"
"Nomor 22."
Fanny yang berada di sebelah Kayla, sontak ikut menoleh. "Nah iya, tuh. Gue juga gak ngerti."
"Bentar." Salma berpikir sejenak, dan tak lama otak cerdasnya berhasil menemukan cara. "Oh, ini tinggal dibalik. Terus nanti yang positif jadi negatif."
"Oh, jadi x-nya tinggal dibalik ke sini? Terus nanti jadi minus?" tanya Kayla.
Salma mengangguk.
"Oh, oke-oke. Makasih, Sal."
"Sama-sama."
Ya seperti itulah cara mereka belajar, saling bertanya satu sama lain. Meskipun lebih sering Salma dan Naila yang menjawab, sih.
Daffa menghela napas panjang, otaknya sudah cukup lelah memahami rumus-rumus matematika itu.
"Hadeh, gue capek!" keluhnya.
Adit melirik ke arahnya. "Lu kira lu doang yang capek? Gue juga tau."
"Sekadar mengingatkan, kita semua disini juga capek, Daf," sarkas Fanny.
Daffa membaringkan dirinya di atas rumput. "Kapan sih ujian ini selesai? Perasaan banyak amat, dah."
"Minggu depan udah selesai, kok. Tapi 2 minggunya lagi kita UN," jawab Naila.
"Lumayan, sih. Ada istirahatnya 2 minggu," balas Adit.
"Tapi gak boleh santai-santai juga, Dit. Ini UN loh, penentuan kita lulus atau gak," ujar Naila.
"Nah bener, tuh. Sebentar lagi kita juga udah kuliah, kan. Gak bisa main-main," sahut Salma.
"Iya, sih."
Daffa seketika kembali duduk. "Btw, kalian mau kuliah dimana? Dan jurusan apa?"
Fanny berpikir sejenak. "Erm, kepengennya sih di UI. Cuma gak tau gue bisa atau gak masuk kesana."
"Nah! Sama, gue juga pengennya disana," sahut Adit.
Daffa menoleh ke arah Fanny. "Emang lu mau jurusan apa, Fan?"
"Sastra Inggris mungkin."
"Kenapa milih itu?"
"Ya, gue tertarik aja belajar bahasa asing. Kayak seru aja," jawab Fanny seraya kembali mengerjakan soal.
"Oh, gitu." Daffa beralih ke Adit. "Lu milih jurusan apa, Dit?"
"Entahlah, gue juga masih bingung. Intinya gue pengen di UI, biar gak bebanin pakde gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Dunia Akhirat [SUDAH TERBIT] ✔
Teen Fiction(Beberapa part dihapus untuk kepentingan proses terbit) [Teenfiction - Spiritual] Hanya kisah tentang 4 remaja yang berproses untuk menjadi lebih baik. Dengan latar belakang yang berbeda-beda, mereka memiliki satu tujuan. Yakni, bersahabat baik di...